KJ, Surabaya – Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Anas Karno menilai, sistem belanja online yang diluncurkan PD Pasar Surya masih sangat lemah.
Indikatornya, tidak tersedianya nomor telpon pedagang yang bisa memudahkan pembeli untuk memesan belanjanya.
Selain itu, kata Anas Karno, seharusnya PD Pasar Surya yang memanage seluruh pasar di Surabaya, harus menyediakan hotline, whatsapp, pada setiap stand pasar agar calon pembeli in line langsung dengan pedagang.
“Sudah tepat memang belanja online karena kondisi rawan Covid-19 saat ini yang memungkinkan konsumen tetap di rumah, tapi kebutuhan sembako tetap berjalan. Namun, PD Pasar Surya harus memasang hotline yang mudah di telpon, atau WA.” ujarnya kepada wartawan di ruang kerja Anas di Lt.4 DPRD Kota Surabaya, Selasa (14/04/20).
Anas Karno menjelaskan, dirinya menyarankan kepada PD Pasar Surya agar setiap pembelanjaan dibuat satu paket misalnya, untuk kategori sayuran, tahu, tempe, telor, ikan laut, dan bahan-bahan dapur jadi satu paket tidak terpisahkan dengan bahan sembako lainnya seperti, beras, gula, dan minyak goreng.
“Kalau perlu ada batas minimum pembelian, jadi jangan sampai biaya belanja lebih besar dari pada ongkos kirimnya, ya dijadikan satu paket item tersebut.” terangnya.
Selain itu, kata Anas Karno, untuk sistem belanja online kenapa hanya lima pasar yang diuji coba diantaranya, Pasar Pucang, Genteng, dan Blauran, sementara jumlah pasar Surabaya ada 67 pasar.
“So, data base jumlah pasar dan standnya harus kuat, ini yang masih kurang dilakukan PD Pasar Surya.” tuturnya.
Anas Karno kembali menerangkan, setelah data base PD Pasar Surya kuat maka harus ada sosialisasi melalui LPMK, Kelurahan, sehingga sistem belanja online ini sampai ke konsumen.
“Belanja online sudah tepat memang untuk tidak keluar rumah, tapi infrastruktur onlinenya juha harus disiapkan.” ungkapnya. (Tris)