Kabarjagad, Madiun – Sebanyak 31 dosen dan Tendik P3K BAST Politeknik Negeri Madiun akan menyuarakan kenaikan jabatan mereka dari P3K BAST menjadi PNS di 35 PTNB di Jakarta.
“PNS harga mati !” itu yang diinginkan oleh para dosen dan Tendik Politeknik Negeri Madiun, perguruan Politeknik Negeri Madiun ini dulu adalah swasta sekarang dinegerikan.
Semenjak dinegerikan semua aset kampus diserahkan negara tetapi tidak dengan tenaga kerjanya yang ada didalamnya itulah yang di unjuk rasakan oleh para dosen dan Tendik Politeknik Negeri Madiun.
Para dosen dan tenaga kependidikan ini kini berstatus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Mereka tetap mengajar, meneliti, mengabdi, namun tanpa hak-hak yang setara dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tidak bisa naik jabatan fungsional, studi lanjut tidak diakui, bahkan tidak bisa menduduki jabatan strategis.
Padahal, mereka bukan “orang baru”. Mereka adalah garda depan yang sejak awal membangun institusi dari nol. Tapi kini, mereka merasa seperti “tamu di rumah sendiri,” ucap Muhammad Suprianto selaku ketua panitia dari politeknik negeri madiun.
Jika negara benar-benar ingin membangun pendidikan tinggi yang unggul dan berdaya saing, maka sudah waktunya memberikan kejelasan status dan pengakuan yang layak bagi para pejuang di balik kampus-kampus negeri baru. Karena seperti yang mereka serukan, “Kampus Merdeka tak akan bermakna tanpa dosen dan tendik yang merdeka.”tutup ketua orasi.(Arb/djr)