Kabarjagad, Surabaya – Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam penanganan stunting, Program PELITA (Pelindo Tanpa Balita Stunting) hasil kolaborasi PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Sub Holding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), PHC dan Kecamatan Semampir, menempatkan home visit (kunjungan rumah) sebagai salah satu strategi untuk memastikan pemantauan kesehatan balita dilakukan secara lebih dekat, menyeluruh, dan berkesinambungan.(26/8)
Setelah sebelumnya sukses menurunkan angka stunting di Kecamatan Krembangan, kini program difokuskan di Kecamatan Semampir yang meliputi empat kelurahan: Sidotopo, Pegirian, Sawah Pulo, dan Wonokusumo. Program home visit ini dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali terhitung mulai September 2024 hingga Agustus 2025 dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan balita sekaligus memperkuat pola asuh keluarga.
Berbeda dengan program intervensi kesehatan pada umumnya, PELITA menjadikan home visit (kunjungan rumah) sebagai salah satu strategi kunci. Setiap tiga bulan, tim medis dan pendamping datang langsung ke rumah balita stunting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, memahami lebih dalam pola makan, sanitasi, serta pola asuh di lingkungan keluarga. Melalui pendekatan ini, pendampingan gizi, edukasi, dan stimulasi dini dapat diberikan secara lebih personal dan diharapkan tepat sasaran.
“Home visit adalah jantung dari Program PELITA. Melalui kunjungan rumah, kami bisa melihat akar permasalahan dan mendampingi keluarga sehingga anak-anak tumbuh lebih sehat sesuai fase tumbuh kembangnya,” ujar Erika A. Palupi, Sekretaris Perusahaan TPS.
Setiap home visit dilakukan oleh Tim Gizi PHC, Tim Kecamatan Semampir, Tim SPTP dan TPS. Dalam setiap kunjungan, tim medis tidak hanya memeriksa kondisi kesehatan anak, tetapi juga melakukan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya gizi seimbang, sanitasi yang baik, dan pola pengasuhan yang positif. Selain itu, susu tambahan, kudapan bergizi dan vitamin juga diberikan secara teratur kepada anak-anak yang terdaftar dalam program ini, untuk memastikan pemenuhan kebutuhan gizi mereka secara optimal.
Salah satu fokus utama dari home visit adalah mendalami faktor-faktor sosial dan lingkungan yang dapat berkontribusi pada stunting, yang seringkali tidak terlihat dalam pemeriksaan medis biasa. Pendekatan ini memungkinkan para tenaga medis untuk memberikan solusi yang lebih terarah dan berbasis pada kebutuhan spesifik keluarga, seperti mengedukasi orang tua tentang pentingnya stimulasi dini dan interaksi yang mendukung perkembangan anak.
“Kami tidak hanya ingin melihat angka, tetapi juga ingin memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perhatian yang tepat dari orang tua dan lingkungan sekitarnya, Melalui home visit, kami dapat mendukung orang tua dengan memberikan informasi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak.” ujar dr. Gery, perwakilan dari Puskesmas setempat.
Dampaknya nyata, hingga Agustus 2025, peserta program PELITA tercatat sebanyak 20 balita.
Catatan perjalanan penanganan stunting ini menjadi bukti bahwa stunting tidak hanya bisa diatasi dengan intervensi medis, tetapi juga dengan pendekatan humanis yang menyentuh keluarga secara langsung, memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan tumbuh kembang secara optimal.
Sebagai bagian dari rangkaian program, Closing Program PELITA dilaksanakan di RS PHC Surabaya pada minggu lalu untuk mengevaluasi pencapaian program. Dalam acara ini, keberhasilan program PELITA, khususnya melalui home visit, mendapatkan perhatian khusus sebagai faktor utama yang berkontribusi pada keberhasilan mengatasi stunting.(lg)