Wali Kota Eri Bantu Tujuh Pedagang yang Lapaknya Terbakar saat Aksi Massa di Tegalsari
Kabarjagad, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan bantuan kepada tujuh orang pedagang yang lapaknya terbakar dalam peristiwa aksi massa di Polsek Tegalsari, pada Sabtu (30/8/2025) malam. Tujuh orang pedagang yang lapaknya terbakar tersebut, diberi bantuan modal dan tempat usaha sementara di Sentra Wisata Kuliner (SWK).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, tujuh orang pedagang yang diberi bantuan hari ini mayoritas lapaknya ludes terbakar hingga barang-barangnya dijarah. Wali Kota Eri turut menyayangkan peristiwa ini. Terlebih, hal itu dialami oleh warga Surabaya yang saat itu sedang mencari nafkah.
“Ini warga Surabaya, kita lihat beliau-beliau ini membuka warung untuk menyambung hidup, menggerakkan ekonomi beliau-beliaunya. Ternyata, pas kejadian tempatnya (warung) beliau dibakar semua, tapi sebelum dibakar barangnya diambil semua, ini sudah tidak benar. Beliau menyambung hidup, berjuang untuk keluarganya, tapi diambil barangnya,” kata Wali Kota Eri usai bertemu tujuh pedagang di ruang kerjanya, Kamis (4/9/2025).
Wali Kota Eri menyebutkan, para pedagang yang terdampak dalam peristiwa aksi massa itu, akan diberi lapak di SWK yang berada di kawasan Kecamatan Tegalsari atau yang berdekatan dengan tempat tinggal para pedagang. Wali Kota Surabaya yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu menerangkan, tujuh orang pedagang tersebut berjualan berbagai jenis makanan dan minuman, mulai dari warung kopi (warkop), Nasi Padang, Rujak Cingur, Penyetan, Chinese Food dan sebagainya.
“Nanti akan dikawal oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag) Surabaya sehingga beliau bisa berjualan kembali. Ada yang meminta rombong juga agar mudah mengawasi anaknya, insyaallah kami berikan, yang penting beliau bisa meneruskan perjuangan, menggerakkan ekonomi, dan bisa berjualan kembali,” sebut Cak Eri.
Berkaca dari peristiwa ini, Cak Eri menyampaikan kepada seluruh warga Surabaya untuk bersatu menjaga kota ini. Tidak hanya itu, ia juga memberikan semangat kepada warga Surabaya untuk tidak takut beraktivitas kembali seperti biasa.
“Saya berharap kepada Arek Surabaya, yang jualan ayo jualan lagi, yang mau cangkruk (nongkrong) ya cangkruk lagi, yang bekerja ya tetap bekerja lagi. Insyaallah Surabaya kondusif, sekarang waktunya Arek Surabaya bangun, dijaga guyub rukunnya,” harapnya.
Di samping itu, salah satu pedagang terdampak peristiwa pembakaran dan penjarahan aksi massa, Endah Wahyu Ningsih, 65, mengatakan pada malam itu dirinya berada di rumah. Endah baru tahu pada saat pagi hari, kalau warungnya sudah hangus terbakar. Bahkan, peralatan untuk berdagang miliknya juga raib tak tersisa. “Tahu-tahu paginya (sudah hangus), saya kan malam di rumah tidur,” ujar Endah.
Sementara itu, Yuniati, 54, pedagang warkop dan makanan penyetan yang tak jauh dari bangunan Polsek Tegalsari turut merasakan hal yang sama. Pada saat kejadian, sekitar pukul 23.00 warkop miliknya masih buka. Karena kondisi tidak memungkinkan dan terjadi aksi massa di sekitar Polsek Tegalsari, warkop miliknya diminta untuk tutup.
“Nggak ngerti kalau sampai dibakar, kalau tahu pasti saya bawa pulang barang-barangnya. Padahal waktu itu habis kulak barang dagangan,” kata Yuniati.
Di sisi lain, Anto, 41, pedagang Nasi Padang yang berada di kawasan tersebut juga mengalami hal serupa. Anto mengungkapkan, akibat kejadian itu mengalami kerugian material sekitar Rp50 juta. “Karena waktu itu di dalam warung ada laptop, handphone, tablet, kompor, dispenser, hingga uang tunai. Dijarah, jadi kelihatan ada yang bawa,” tandasnya. (irm)