Kabarjagad, Mojokerto – Pemerintah Kabupaten Mojokerto kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung program rehabilitasi sosial. Hal ini ditandai dengan penyerahan bantuan berupa tiga unit mesin jahit kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Baitu Husodo yang berlokasi di Desa Kejagan, Kecamatan Trowulan, Selasa (9/9) pagi.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, kepada pengurus LKS Baitu Husodo. Lembaga ini selama ini dikenal sebagai wadah pembinaan dan rehabilitasi bagi para pemuda korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza).
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, Try Raharjo Murdianto, dalam laporannya menjelaskan bahwa saat ini terdapat 49 lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) di wilayah Kabupaten Mojokerto. Selain itu, terdapat pula lembaga yang menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) serta lembaga yang fokus pada rehabilitasi korban napza, seperti LKS Baitu Husodo.
“LKS Napza ini pengurusnya adalah Gus Solich. Tugasnya membantu pemerintah dalam melakukan rehabilitasi sosial bagi para eks pengguna narkoba, psikotropika, dan zat adiktif. Tujuannya untuk mengembalikan fungsi sosial mereka agar dapat berkembang dan diterima masyarakat secara umum,” ungkap Try.
Ia menambahkan, pemberian bantuan mesin jahit ini merupakan bentuk dukungan Pemkab Mojokerto agar para penghuni LKS dapat mengikuti pelatihan keterampilan sekaligus membuka peluang usaha produktif.
“Penyaluran bantuan tiga unit mesin jahit ini bertujuan untuk melatih para penghuni LKS dalam proses pemulihan rehabilitasi sosial. Selain itu, mesin jahit ini bisa dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mendapatkan sumber-sumber ekonomi, sehingga mereka tetap dapat beraktivitas dalam program LKS eks Napza Baitu Husodo,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, dalam sambutannya menegaskan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak hanya berfokus pada infrastruktur, melainkan juga pada pembangunan manusia.
“Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya menghadirkan program yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Kami ingin pembangunan ini tidak hanya berbicara tentang infrastruktur, tetapi juga tentang manusia, bagaimana kita bisa mendampingi, menguatkan, dan memulihkan mereka yang sedang berjuang mencari jalan baru dalam kehidupannya,” kata Bupati Albarra.
Menurutnya, kehadiran LKS Baitu Husodo sangat membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan program rehabilitasi sosial bagi para eks napza. Untuk itu, pihaknya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pengurus yayasan.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh bantuan dari pihak-pihak lain, termasuk swasta, untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan sosial, pembangunan manusia, dan seterusnya. Ini membutuhkan kerja sama dan kebersamaan dengan berbagai pihak di luar Pemerintah Kabupaten Mojokerto,” tegasnya.
Bupati juga berharap agar 49 LKS yang ada di Kabupaten Mojokerto terus mendapat perhatian serta dukungan dari pemerintah maupun berbagai pihak lainnya.
“LKS-LKS ini memiliki karakteristik yang berbeda. Misalnya, Baitu Husodo menangani eks napza. Ada pula LKS yang menangani ODGJ, anak terlantar, yatim piatu, dan sebagainya. Peran pemerintah banyak dibantu oleh LKS yang ada di Kabupaten Mojokerto,” tambahnya.
Turut hadir dalam acara tersebut jajaran Forkopimca Trowulan, Kepala Desa Kejagan, serta Gus Solich selaku pengasuh Yayasan Baitu Husodo.(juni)