Kolase kegiatan Misi Dagang dan Investasi Pemerintah Provinsi Jatim dan NTT di Aston Hotel Kupang. (Ist)
Kabarjagad, Kupang – Misi Dagang dan Investasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) di Aston Hotel Kupang, Kamis (6/11/2025), bukan hanya mencatatkan transaksi besar antarprovinsi (mencapai rekor Rp 1,88 triliun, menurut data Pemprov Jatim), tetapi juga menobatkan produk hasil vokasi sebagai bintang pameran.
Stan kopi racikan siswa-siswi dari Teaching Factory (TEFA) Kopi SMKN 1 Turen, Kabupaten Malang, sukses memikat perhatian tamu undangan, termasuk jajaran VIP tertinggi.
Produk kopi unggulan yang dikelola langsung oleh siswa-siswi kejuruan ini menjadi salah satu titik fokus utama. Dalam waktu singkat, 350 cup kopi racikan barista muda ini ludes terjual, menandakan tingginya minat pasar terhadap kualitas produk vokasi.
Puncak kebanggaan terjadi ketika Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Gubernur NTT, Irjen Pol (Purn) Johanis Asadoma, M.Hum, beserta jajaran tamu penting lainnya, turut mampir dan menikmati langsung sajian kopi tersebut.
Gubernur Khofifah menyatakan kebanggaannya terhadap keahlian para siswanya. “Ini anak-anak saya dari SMKN 1 Turen yang luar biasa lihainya. Keahlian mereka dalam meracik kopi sudah seperti barista profesional. Tak diragukan lagi karena mereka sudah mendapat pelatihan langsung dari sekolah untuk mendalami dunia perkopian,” ujar Gubernur Khofifah.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa kesuksesan ini membuktikan peran vital pendidikan vokasi dalam ekonomi.
“Kami membawa semangat Jawa Timur ke Kupang, dan sambutannya luar biasa. Ini merupakan capaian yang membanggakan, di mana produk yang lahir dari tangan siswa-siswi vokasi kita mampu bersaing dan diminati oleh pasar di luar pulau Jawa. Ini menegaskan bahwa SMK bisa, SMK hebat,” ungkap Kadindik Aries.
Kegiatan Misi Dagang Jatim–NTT ini, yang merupakan misi dagang ke-10 Jatim di tahun 2025 dan menjadi ajang pertemuan kedua bagi kedua provinsi, diikuti oleh 155 pelaku usaha, terdiri dari 55 dari Jatim dan 100 dari NTT. Peserta berasal dari berbagai sektor strategis, mulai dari hasil bumi, industri olahan, perikanan, tekstil, hingga UMKM unggulan daerah.
Kolaborasi dagang antarprovinsi ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat jejaring konektivitas dan sinergi ekonomi lintas daerah, sekaligus menunjukkan bahwa produk hasil inovasi dari sekolah kejuruan kini siap berlayar menembus pasar domestik yang lebih luas. (fr)












