Bolo Festival 2025 Resmi Dibuka: Energi Baru Kreativitas Bojonegoro Mulai Menyala

Kabarjagad, Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro bersama Bojonegoro Creative Hub (BCH) resmi membuka Bolo Festival (Bojonegoro Kolaborasi Festival) 2025, sebuah ajang perayaan kreativitas dan kolaborasi lintas sektor yang mengusung tema “Energi Baru Bojonegoro, Kreativitas yang Menyala.”

Pembukaan festival diawali dengan ungkapan syukur dan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang menjadi ruang pertemuan bagi para pelaku ekonomi kreatif Bojonegoro. Meski baru tiga bulan berdiri, BCH berhasil menghadirkan festival berskala besar, setelah sebelumnya menggelar berbagai bimbingan teknis di sektor ekonomi kreatif. Salah satu peserta bimbingan teknis bahkan berhasil meraih prestasi tingkat Provinsi Jawa Timur dalam sub sektor perfilman lewat karya berjudul “Suba Manggala”, yang diumumkan pada 5 Desember 2025 di Surabaya.

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyampaikan apresiasi kepada Komite Ekonomi Kreatif, BCH, serta seluruh komunitas kreatif yang berpartisipasi—mulai dari komunitas sejarah, literasi, musik, film, fotografi, seni pertunjukan, budaya tradisi, hingga jejaring kreatif lainnya—yang telah berperan besar menyukseskan terselenggaranya festival ini.

“Kegiatan ini bukan hanya seremoni,” disampaikan dalam sambutan pembukaan. “Ini adalah wujud nyata gotong royong, persahabatan, kreativitas, dan kolaborasi lintas sektor. Energi manusia kreatif merupakan modal tak ternilai yang mendorong Bojonegoro menuju Kabupaten Kreatif tingkat nasional, bahkan terhubung dalam jejaring kota kreatif internasional (UNESCO).”

Tema festival tahun ini menjadi jawaban atas tantangan masa depan. Selama bertahun-tahun Bojonegoro ditopang oleh industri migas yang bersifat ekstraktif dan memiliki batas waktu. Karena itu, masa depan daerah harus bertumpu pada ide, kreasi, dan inovasi masyarakatnya.

Bolo Festival 2025 menjadi bukti bahwa kreativitas dapat menjadi energi baru bagi Bojonegoro. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menegaskan komitmennya dalam memajukan ekonomi kreatif sebagai industri alternatif pasca-migas. Pembentukan Komite Ekonomi Kreatif (KEK) serta pembangunan Bojonegoro Creative Hub (BCH) menjadi langkah konkret untuk menyediakan ruang kolaborasi bagi pemerintah daerah, komunitas, akademisi, dan pelaku usaha.

Dalam rangkaian festival ini, pemerintah daerah juga kembali meneguhkan visi besar mewujudkan Bojonegoro Bahagia, Makmur, dan Membanggakan melalui lima misi pembangunan serta penguatan city branding “Medhayoh Bojonegoro.” Branding ini menggambarkan Bojonegoro sebagai tuan rumah yang ramah, baik, dan mengesankan, sehingga setiap orang yang medhayoh (bertamu) akan selalu rindu untuk kembali.

“Semoga festival ini menjadi energi baru dan harapan baru bagi Bojonegoro yang kreatif dan kolaboratif,” demikian penutup sambutan pembukaan.(imm)

Bagikan

Tinggalkan Balasan