Komisi D DPRD Surabaya Dengar Pendapat Insiden Ambrolnya Water Slide Kenjeran

Kabarjagad, Surabaya – Waterpark Kenjeran, dalam rapat dengar pendapat yang berlangsung pada Senin (09/05/2022).

Rapat dengar pendapat tersebut dihadiri pula Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata kota Surabaya, Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan BPBD Kota Surabaya.

Rapat dengar pendapat menyinggung soal asuransi kepada pengunjung, menyusul insiden ambrolnya water slide yang mengakibatkan belasan pengunjung luka.

Ketua Komisi D Khusnul Khotimah mengatakan, rapat kali ini Komisi D mengundang beberapa pihak termasuk pengelolah dari PT Granting Jaya dan PT Bangun Citra Wisata, tidak di hadiri oleh ownernya, nanti kita undang lagi hadirkan owner dan Dinas Tenaga Kerja Propinsi serta Disnaker Kota  untuk memastikan treatment pasca korban mendapatkan perawatan .
Dan juga pihak ansuransi yang juga hari ini belum kita adukan.

Khusnul Khotimah yang juga politisi PDI Perjuangan juga menambahkan sejauh ini sepanjang dalam proses penyelidikan tadi juga disampaikan tim labfor juga disana ya harus tutup dulu sampai kemudian tuntas termasuk juga penyelesaian ansuransi yang diterimakan oleh para korban.

“Setelah reses kita mengundang pihak pihak terkait untuk meneruskan apa yang menjadi catatan kami sepanjang rapat ini di gelar ,termasuk berapa nilai  santunan yang di berikan. Karena di tiket itu tidak di munculkan untuk ansuransi,”katanya.

Untuk hal yang lain ia juga akan mengevaluasi Pemerintah Surabaya hal ini Disbubpar sebagai pemangku destinasi wisata dikota Surabaya kita semua berharap bahwa kejadian ini tidak boleh terulang lagi, jadi seluruh destinasi di Kota Surabaya baik itu tempat rekreasi maupun perhotelan kemudian ada kegiatan fasilitas air baik itu kolam renang maupun sejenisnya itu harus dilakukan monev secara berkala karena kejadian seperti ini bisa jadi terjadi tidak hanya di water park tapi juga di tempat lain dan bisa menimbulkan kecelakaan yang tidak kita harapkan.

Tahun 2019 mereka melakukan perbaikan pdup yang disampaikan tadi, apakah juga dilakukan untuk memastikan alat alat  wahana tersebut yang tadi disampaikan dibuat di Canada, tentu bahwa ini sangat ironi dan kemudian menjadi evaluasi bahwa jangan sampai terjadi lagi lemahnya pengawasan, tentu menjadi tanggung jawab kita bersama ,tetapi pengelolah tidak boleh lepas tangan termasuk di awal sudah saya sampaikan pada pihak manajemen, karna di awal saya juga mengunjungi korban yang ada di rumah sakit suwandhi dan RS dr.soetomo juga ada dari pengelola mendampingi, juga saya sampaikan, selain itu juga minimnya petugas yang jaga disana kemarin juga saya kesana memang tinggi sekali dan sangat riskan antara satu dan lainya di kuatkan dengan baut itu saja bahkan beberapa sudah terlihat cukup menghawatirkan.

Komisi D juga memohon waktu untuk mengundang pihak ansuransi dan juga manajemen kenapa disitu tidak di cantumkan ansuransi, “jelas harga tiketnya sangat mahal weekday Rp30.000, weekend Rp35.000 itu kan tidak murah  artinya bahwa pengunjung siap membayar tidak murah itu mendapatkan jaminan keamanan dan kenyamanan selama mereka mengunjungi destinasi tersebut” ucapnya.(djup) 
 

Bagikan

Tinggalkan Balasan