Kabarjagad, Jakarta – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada rabu (21/05/2025) memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25%.
Gubernur BI Perry Wariyo dalam konferensi pers menjelaskan, “Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5±1%, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.”
Pelaku pasar saham merespon positif keputusan penurunan suku bunga acuan. Tercatat saham-saham perbankan dengan nilai kapitalisasi terbesar di bursa kompak menghijau, dipimpin oleh BBCA yang menguat 2,37%, disusul oleh BBNI sebesar 1,57%, BBRI sebesar 1,19%, BRIS sebesar 1,03%, serta BMRI yang turut terapresiasi 0,93%.
Kendati bergerak positif, kenaikan yang terbatas di bawah 5% tersebut mencerminkan pelaku pasar yang cenderung masih berhati-hati di tengah indikasi pelemahan konsumsi. Hal ini sejalan dengan rilis data pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 yang tercatat 4,87% (yoy), lebih rendah dari capaian triwulan IV 2024 sebesar 5,02% (yoy).
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada semester II 2025 didorong peningkatan permintaan domestik, termasuk dari kenaikan belanja Pemerintah.
“Dengan realisasi PDB triwulan I 2025 dan mencermati dinamika perekonomian global, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 berada dalam kisaran 4,6–5,4%, sedikit lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya 4,7–5,5%.” (NK)