
KJ, Surabaya – Dalam rangka mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok jelang Natal dan Tahun Baru, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Timur terus melakukan pengawasan harga, terutama komoditas volatile foods.
Saat High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) TPID Provinsi Jawa Timur pada Kamis, 12 Desember 2019 di gedung BI Jatim,
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Jawa Timur, Difi A. Johansyah mengatakan, pengawasan harga-harga komoditas penting dilakukan oleh TPID terutama jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), agar laju inflasi bisa terjaga dengan baik.
“Pentingnya menanamkan ekspektasi inflasi yang rendah ke depan, sehingga dapat dijadikan acuan oleh pengusaha dan masyarakat.” ujarnya di gedung BI Jatim, Kamis (12/12/19).
Difi menambahkan, Jatim sudah punya modal tersebut, dengan inflasi yang rendah dan stabil, maka kerja pemerintah dapat lebih fokus ‘pindah gigi’ pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Potensi risiko inflasi ke depan, terang Difi A. Johansyah, ada HBKN Natal 2019 & Tahun Baru 2020, secara historis umumnya berada pada kelompok volatile food, yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, beras, serta komoditas bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih dan cabe merah).
Selain itu, tambah Difi, kenaikan cukai rokok oleh Pemerintah mulai Januari 2020 akan mendorong kenaikan inflasi administered price. Sehingga pada Desember 2019, inflasi diperkirakan berada pada batas bawah sasaran inflasi 3,5+1% (yoy), yakni di kisaran 2,5% – 2,9% (yoy).
“Jika realisasi inflasi akhir tahun mencapai angka tersebut, maka Jawa Timur akan mencatat prestasi dalam sejarah yaitu di bawah 3%.”kata Difi.
Lebih lanjut Difi menjelaskan, berbagai upaya pengendalian inflasi melalui TPID Jawa Timur berbasis strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Komunikasi Efektif) telah dilakukan selama tahun 2019.
Namun terdapat beberapa pelajaran penting dalam dinamika inflasi selama tahun 2019, antara lain fakta bahwa inflasi volatile food masih menjadi tantangan di tahun ini.
“Beberapa komoditas yang masih mengalami inflasi yang lebih tinggi dibandingkan 2018 adalah komoditas holtikultura seperti cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan bawang putih.” ungkapnya. (Tris)