KJ,Sleman – Kampung Flory di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta kini berkembang sangat pesat, sejak berdiri pada medio tahun 2015 volume pengunjung Kampung Flory yang semula hanya ratusan orang, kini sudah mencapai ribuan pengunjung.
Pendiri Kampung Flory, Sudi Hartono disela temu wartawan Bank Indonesia Jawa Timur mengatakan, awal berdiri Kampung Flory di Sleman DIY tahun 2015, core bisnis Kampung Flory hanya jual tanaman hias dan pembibitan taman.
Namun seiring berkembangnya Kampung Flory, usaha diperluas dari hanya jual tanaman ditambah usaha kuliner, wisata alam, outbound, dan wisata edukasi lingkungan. “Dengan perluasan usaha, maka terwujudlah desa wisata Kampung Flory.” terang Sudi.
Dirinya menambahkan, pendapatan awal berdirinya Kampung Flory hanya mencapai Rp30 juta per bulan, namun sejak berinovasi usaha omset melonjak signifikan mencapai Rp600 juta per bulan, dengan rata-rata pengunjung perharinya Senin sampai Sabtu 200 pengunjung. “Hari minggu sampai 2500 pengunjung di Kampung Flory.”kata Sudi.
Sudi Hartono menerangkan, Kampung Flory saat ini sudah menjadi destinasi wisata unggulan nasional, dimana terdiri dari wisata pertanian, pendidikan, budaya, yang keseluruhannya dalam satu lingkungan yang memberdayakan masyarakat Kulon Progo.
Keberhasilan menciptakan desa wisata Kampung Flory menjadi bagian dari contoh anak-anak muda, yang tertarik ke sektor pertanian yang lebih modern dan profesional. ” Ada 150 KK yang terlibat mengelola Kampung Flory. “Jelasnya.
Saat ditanya dukungan Bank Indonesia Jawa Timur untuk pengembangan Kampung Flory, Sudi mengatakan, selama lima tahun memang ada back up dari BI Jatim dengan pendampingan seperti promosi, penambahan tanaman hias, marketing digital, dan pelatihan anggota Kampung Flory.
” Tahun ini memasuki tahun ke tiga kerjasama dengan BI Jatim, hasilnya pendapatan Kampung Flory melesat tajam. Kita target kan omset naik jadi Rp1 miliar.”ujarnya.
Sementara itu Kepala BI Jatim, Difi A.Johansyah menambahkan, BI turut mendorong kemajuan desa wisata Kampung Flory sebagai destinasi wisata yang memiliki multifliyer efek pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
“Dengan ekonomi desa tumbuh, maka kesejahteraan masyarakat desa pun terangkat dengan baik, seperti yang ada di Kampung Flory.” ungkapnya. (Tris)