
KJ, Surabaya – Surabaya Hotel School (SHS) terus melengkapi dan menambah fasilitas ruang praktek bagi mahasiswa-mahasiswinya yang tengah studi di SHS.
Penambahan fasilitas ruang praktek ini seiring dengan kebutuhan belajar mahasiswanya, terutama dibidang studi jasa boga, F&B, restoran, serta fasilitas praktek perhotelan dan wirausaha.
Direktur SHS, Bagus Supomo mengatakan, seiring kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbasis kompetensi dan teknologi, SHS terus menambah fasilitas ruang praktek dari semua jurusan bidang studi.
“Hal ini untuk menjawab tantangan zaman, agar alumni SHS bisa langsung berkarya dan bekerja, ataupun wirausaha mandiri setelah menempuh studi selama di SHS.” ujarnya kepada wartawan di SHS jalan Joyoboyo-Surabaya, Selasa (10/12/19).
Ia menjelaskan, selain ruang praktek, sistem kurikulum di SHS juga terus kita evaluasi dan perbaiki sesuai dengan kebutuhan zaman, terutama kebutuhan industri jasa perhotelan maupun F&B atau Food and Bavarage.
Di SHS, kata Bagus Supomo, fasilitas dapur atau kitchen ada empat ruang praktek, selain itu ada laboratorium komputer lengkap dengan laboratorium bahasa. Di laboratorium komputer ini bisa juga untuk praktek front office.
Kemudian ada Mocca Room untuk praktek house keeping perhotelan, loundry, bahkan sudah banyak mahasiswa SHS yang sudah buka usaha jasa loundry. SHS juga menyediakan ruang praktek Bar di Barista SHS, dan ruang praktek restoran. “Jadi semua fasilitas ruang praktek lengkap di SHS.” terangnya.
Bagus Supomo menambahkan, karena kurikukum di SHS metode belajarnya lebih banyak praktek dibanding teori yaitu 80% praktek dan 20% teori, maka penambahan fasilitas ruang praktek peralatan dan bahan baku makanan lebih dominan. “Teori bisa sambil jalan saat praktek.”ungkapnya.
Sementara itu, Rika, Bagian purchasing SHS mengatakan, mahasiswa yang akan praktek, SHS menyediakan alat dan bahan-bahan menu. Saat ujian praktek, instruktur hanya memberikan rilis menu, kemudian mahasiswa-mahasiswinya yang mengolah dan berkreasi sajian makanannya.
“Ada makanan Jepang, eropa, nusantara, hingga Chinese Food.” terang Rika.
Salah satu instruktur SHS, Andri menambahkan, mahasiswa yang melakukan praktek hanya diberi rilis menu saja, selanjutnya mahasiswa yang mengolah menu menjadi makanan siap saji. “Seperti saat ini mahasiswa membuat Chicken Hainan.” jelas Andri.
Sementara Radit, mahasiswa SHS jurusan Food Product mengakui, sangat puas dengan sistem belajar di SHS karena lebih banyak praktek, sehingga saat lulus nanti dirinya memiliki ketrampilan dan keahlian dibidang F&B maupun restoran dan perhotelan.
“Seperti saat ini saya membuat karya menu makanan Chicken Katsu.” ungkap Radit.(Tris)