Ir. Boedi Tjahjono bersama Fibra Yohano Putra saat acara Workshop “Jago Ternak” di Sundullangit Resto, Bumiaji, Kota Batu. (Fur/kabarjagad)
Kabarjagad, Kota Batu – Kini ada peternakan ayam kampung berbasis teknologi, yakni “Jago Ternak” yang merupakan usaha bergerak dibidang peternakan ayam kampung end to end meliputi pembibitan, budidaya, produksi pakan, penyediaan peralatan ternak, hingga produk hasil peternakan.
“Jago Ternak” ini memiliki visi untuk menjadi Market Leader untuk produk peternakan dari hulu ke hilir, dan menjadi pelopor peternakan ayam kampung berbasis teknologi pertama dan satu-satunya di Dunia.
Untuk itu, “Jago Ternak” gencar melakukan workshop dan mengajak para peternak ayam kampung di Malang Raya dan sekitarnya agar menjadi peternak ayam kampung yang lebih maju dan modern.
“Kami mempunyai sejarah panjang di bidang peternak ayam, cerita kami sudah dimulai dari tahun 2005 dengan beternak ayam broiler. Tahun 2019 kami mulai menambah lini bisnis dengan beternak ayam kampung karena melihat tren meningkatnya gaya hidup sehat. Kami memanfaat teknologi IoT (Internet of Thing) untuk mengubah peternakan kami menjadi Smart Farming sehingga mempermudah dan meningkatkan kualitas ayam kami,” ungkap Fibra Yohano Putra selaku CEO and COO “Jago Ternak” PT. Jago Ternak Unggas dalam kegiatan Workshopnya di Sundullangit Resto Jalan Arjuno Atas No. 99 Tlogorejo, Bumiaji, Kota Batu, Sabtu (2/11/2024),
Yohan panggilan akrabnya yang merupakan sosok inspiratif Agrosociopreneur asal Kabupaten Malang yang terpilih dalam Program YESS Tahun 2022 dari Kementerian Pertanian.
Dalam berbasis teknologi peternakan, Yohan menjelaskan bahwa, hal ini dalam Automasi Manajemen Kandang, “yakni ‘Jago Device’ yang berfungsi untuk memonitoring mengontrol dan mencatat semua kegiatan beternak, yang bisa diakses melalui website dan aplikasi,” terang Yohan.
Adapun hasil produk dari “Jago Ternak” antara lain, DOC (Day Old Chicken) Arok 2.0 dari hasil penelitian dan inovasi yang telah dilakukan selama bertahun-tahun yang memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam pedaging. Produksi telur mencapai 270 butir/ekor/tahun dan bobot ayam hingga 1,2 kg+ pada usia 8 minggu.
Selain Arok 2.0, pastinya ada produk Ayam Kampung (Livebird), Ayam Kampung Karkas dan siap olah, Telur Ayam Kampung, telur Omega 3, Pakan Ternak, Alat Peternakan seperti Inkubator, dan lainnya.
“Jago Ternak” yang memiliki pusat peternakan ayam kampung di kecamatan Wajak kabupaten Malang dengan jargon “Jagonya Ayam Kampung” ini mendapat support dari Bapak Ir. Boedi Tjahjono owner Sundullangit Resto untuk mengembangkannya di Kota Batu, langsung disambut baik.
Ir. Boedi Tjahjono dengan senang hati memfasilitasi dengan menyediakan tempat untuk pusat Workshop Training Center “Jago Ternak” di wilayah Kota Batu, yakni di Sundullangit Resto.
“Menjadi mitra Jago Ternak dalam beternak ayam kampung ini sangat menjanjikan, tidak perlu lahan yang luas, dan ayam Arok bisa dipanen dalam 2 bulan dengan bobot rata-rata lebih dari satu kilogram per ekor,” ujarnya.
Ir. Budi juga menegaskan bahwa ini adalah peluang usaha yang bagus dan saya melihat itu dan ingin mengembangkan di Kota Batu dan sekitarnya, apalagi Jago Ternak ini sudah pakai sistem digital, “Jadi peternak lebih modern dan mutakhir tidak harus punya lahan yang luas dan secara langsung ikut mensukseskan visi dan misi pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo dengan program Asta Cita dan salah satunya adalah dengan swasembada pangan,” tandas Ir. Budi yang juga sebagai Sekretaris Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, “Jago Ternak” tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas peternakan ayam, tetapi juga untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya. “Jago Ternak” menjadi contoh nyata bagaimana peternakan dapat berkembang secara modern dan berkelanjutan. (Fr)