Wabup Nurul Azizah Tekankan Komitmen KPM dalam Program Gayatri di Kedungadem

Kabarjagad, Bojonegoro – Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bojonegoro menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Budidaya Ayam Petelur bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Gayatri. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Kecamatan Kedungadem pada Kamis (20/11/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Bojonegoro Nurul Azizah, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Drs. Sukaimi, M.Si, Kasi Datun Kejaksaan Negeri Bojonegoro Mohammad Fatin, S.H, perwakilan Kepala Disnakan Bojonegoro Fajar Dwi Nurrizki, S.STP., MM, Camat Kedungadem Bayudono Margajelita, S.STP., MM, kepala desa se-Kecamatan Kedungadem, tokoh masyarakat, para KPM, serta undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Nurul Azizah menegaskan pentingnya keseriusan para KPM dalam mengikuti program ini. Ia menyampaikan bahwa seluruh peserta telah memperoleh bimbingan teknis dari petugas, sehingga apabila ada materi yang belum dipahami, masyarakat diminta tidak ragu untuk bertanya. Menurutnya, pemahaman teknis sangat penting agar program dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat maksimal bagi keluarga penerima.

Wabup juga mengingatkan adanya insiden di beberapa kecamatan yang harus dijadikan pelajaran bersama. Ia mencontohkan kasus di Kecamatan Trucuk, di mana bantuan program Gayatri baru diberikan satu minggu namun sudah dijual oleh penerimanya. Hal serupa terjadi di Kecamatan Dander, di mana bantuan dijual hanya enam hari setelah diterima. Menurutnya, tindakan tersebut sangat disayangkan karena menghambat tujuan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi di Kecamatan Kedungadem. Bantuan yang diberikan, ujarnya, merupakan stimulan untuk menambah penghasilan keluarga dan harus dipelihara serta dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pemerintah pusat dan daerah telah berkomitmen mengalokasikan anggaran besar untuk pemberdayaan masyarakat, sehingga komitmen dari KPM sangat menentukan keberhasilan program ini.

Dalam kesempatan tersebut, Wabup Nurul Azizah juga menjelaskan bahwa program Gayatri didanai melalui alokasi anggaran pemerintah pusat. Ia menjelaskan bahwa terdapat mekanisme tertentu dalam penyaluran anggaran yang menyebabkan terjadinya penyesuaian dana transfer ke daerah. Meski pemerintah pusat menyampaikan tidak ada pemotongan, tetap terdapat penataan ulang yang membuat daerah harus lebih cermat dalam mengelola anggaran agar sasaran program tetap tepat dan efektif.

Sementara itu, perwakilan Kepala Disnakan Bojonegoro, Fajar Dwi Nurrizki, S.STP., MM, menjelaskan bahwa Gerakan Peternak Ayam Petelur Mandiri merupakan salah satu program prioritas Pemkab Bojonegoro untuk menekan angka kemiskinan. Ayam petelur dipilih karena mampu memberikan pemasukan harian bagi KPM, dengan tingkat produktivitas telur mencapai rata-rata 80 persen.

Fajar memaparkan bahwa setiap KPM akan menerima dua unit kandang ayam, pakan sebanyak delapan sak yang dikirim dalam dua tahap agar lebih mudah disimpan, serta 54 ekor ayam petelur usia 16 minggu yang telah lolos pemeriksaan kesehatan oleh dinas. Selain itu, obat-obatan juga disediakan untuk menjaga kesehatan ternak.

Program Gayatri pada tahun ini menyasar 5.000 KPM yang tersebar di 389 desa dan kelurahan di Kabupaten Bojonegoro. Ia berharap dalam bulan pertama, para penerima dapat mulai merasakan hasil produksi telur dan selanjutnya mampu mengembangkan usaha peternakan secara mandiri.

Dengan terselenggaranya bimtek ini, pemerintah berharap para KPM tidak hanya menerima bantuan fisik, tetapi juga memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai tata cara budidaya ayam petelur, mulai dari manajemen pakan, perawatan ternak, penanganan penyakit, hingga pengelolaan hasil panen. Program ini diharapkan menjadi sumber pendapatan berkelanjutan bagi keluarga penerima serta berkontribusi nyata dalam upaya pengentasan kemiskinan di Bojonegoro.(imm)

Bagikan

Tinggalkan Balasan