Jatim  

Bupati Kediri Bangun Laboratorium Tanah

Kabarjagad, Kediri – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana membangun laboratorium tanah untuk mengukur kesuburan tanah di Kabupaten Kediri. Laboratorium tersebut mampu mengukur unsur hara makro dan mikro dalam tanah secara detail dan jarang dimiliki kabupaten lain di Indonesia.

Petani di Kabupaten Kediri yang ingin mengetahui kesuburan lahannya dapat datang membawa sampel tanah untuk diuji, gratis. Hal itu, sebagai bentuk keseriusan Pemkab Kediri dibawah kepemimpinan Bupati Hanindhito Himawan Pramana untuk mendukung pertanian di Bumi Panjalu.

Bupati Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito itu menyampaikan, 80 persen masyarakat di Kabupaten Kediri berprofesi sebagai petani.  Dengan lahan pertanian yang ada, pihaknya telah memetakan kawasan argopolitan berdasarkan potensi yang dihasilkan.

“Kawasan argopolitan ini supaya petani tidak latah. Kalau di sini nanam cabe terus cabenya panen jangan sampe sebelahnya terus ikutan. Ini bergantung pada peta kesuburan tanahnya”, tutur Mas Dhito, Sabtu (2/4/2022).

Untuk memetakan kesuburan tanah, harus dilakukan pengukuran unsur dalam tanah yang dibutuhkan tanaman melalui uji laboratorium. Dengan begitu dapat diprediksi tingkat produktivitas serta cara peningkatan kesuburan lahan dengan sistem pemupukan yang terukur.

“Maka tahun 2022 saya buat lab tanah, untuk mengecek peta kesuburan tanah satu kabupaten”, kata Mas Bup Dhito.

Laboratorium tanah yang berlokasi di sebelah selatan gedung convention hall SLG atau bekas bangunan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri itu melayani analisis uji kandungan tanah. Parameter uji meliputi PH tanah, C-organik, nitrogen, fosfor, kalium total tanah, kalium dapat ditukar, kalsium, magnesium, natrium, dan kapasitas tukar kation.

Pelaksana tugas Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri Anang Widodo secara terpisah menambahkan, salah satu program prioritas Mas Dhito yakni Desa Inovasi Tani Organik atau DITO.  Adanya program itu, harapannya semua harus bisa terukur.

“Jadi dengan adanya kelangkaan pupuk, harapan beliau (Mas Bup Dhito) petani bisa spesifik dalam pemupukan, jadi efisiensi bisa terjadi”, tutur Anang. 

Supaya pemupukan bisa dilakukan secara spesifik harus ada alat ukur. Hal itulah pentingnya adanya laboratorium tanah tersebut. Sehingga unsur makro tanah seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, dan unsur mikro seperti kalsium, magnesium, natrium dan yang lain dapat diketahui secara detail.

“Hasilnya nanti berapa, standar yang dibutuhkan berapa nanti kita sampaikan rekomendasi ke petani, bahkan sampai ke pemupukannya yang dibutuhkan berapa kita sampaikan”, kata Anang. 

Bagi petani di Kabupaten Kediri yang ingin mengujikan tanahnya, bisa datang ke  laboratorium tanah membawa sampel tanah komposit minimal 1 kg untuk dianalisis. Menurut Anang, dalam satu hari bisa dilakukan uji enam sampel, sedang waktu tunggu seluruh parameter uji selama 10 hari.

“Laboratorium tanah ini cukup detail dan jarang sekali kabupaten lain memiliki, karena unsur makro dan mikro di sini bisa diketahui”, ucap Anang. 

Melalui peta tanah itu, dapat diketahui kondisi unsur makro dan mikro tanah saat uji sampel, termasuk progres kondisi tanah dari tahun ke tahun. Dengan begitu dapat diketahui manfaatnya, termasuk petani dalam melakukan pemupukan lahan akan lebih spesifik dan terukur.

“Ketika efisiensi bisa terjadi harapan kami kemandirian petani bisa tercapai dan tentunya kesejahteraan petani bisa meningkat. Itu yang diharapkan dari Mas Bup Dhito”, tuturnya.

Selain laboratorium tanah yang dibangun Bupati Kediri tersebut, diakui, untuk di lapangan bila diperlukan standarisasi secara mendadak pihaknya juga memiliki alat uji elektroda digital. Alat itu digunakan untuk menguji secara makro baik unsur nitrogen, fosfor dan kalium. 

“Ke depan kita akan buat lab terpadu di gedung ini juga. Selain lab tanah yang sudah ada, ada lab pasca panen, lab agency hayati, dan lab kultur jaringan”, katanya. (Hms/mar)

Bagikan

Tinggalkan Balasan