Foto: Suasana mencekam saat aksi terbuka di Pendopo Kantor Desa Pagerwojo Kecamatan Perak.
Kabarjagad, Jombang – Aroma ketidakberesan proyek rabat beton di Dusun Ngemplak, Desa Pagerwojo, Kecamatan Perak Kabupaten Jombang meledak menjadi amarah warga. Puluhan massa turun ke Balai Desa setempat pada Senin 16 Juni 2025.
Aksi terbuka yang digelar di Pendopo Kantor Desa Pagerwojo dihadiri langsung Camat Perak Supriyono, Kapolsek Iptu Mohammad Supriyo, dan Kepala Desa Pagerwojo Imam Wahyudi.
Massa aksi yang mengatasnamakan tokoh masyarakat peduli lingkungan dan warga Desa Pagerwojo, terlihat wajah-wajah familiar seperti: Rawoh Triono (mantan TPK), Yusuf (anggota BPD), Sonyfuddin (eks BPD), dan Jatmiko (Ketua GPM).
Mereka mendesak transparansi dan menduga adanya aroma busuk dalam pengelolaan proyek rabat beton yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah.
Sorotan tajam diarahkan ke Arif Bagus, Kaur Perencanaan pada Kantor Desa Pagerwojo. Ia dituding sebagai aktor utama ketertutupan proyek. Namun Arif balik menuding dan menyebut aksi demo ini digerakkan oleh kepentingan personal dari pihak yang kecewa karena tidak lagi mendapat posisi di Tim Pelaksana Kegiatan (TPK).
“Ini bukan tentang proyek, ini tentang kekecewaan pribadi yang dikemas seolah-olah mewakili masyarakat,” ucap Arif dalam forum terbuka. Arif menegaskan, “TPK tidak pernah memegang uang! Dana cair langsung ke toko material, tidak ada celah di korupsi.
Kepala Desa Imam Wahyudi pun angkat bicara, membongkar fakta bahwa saat Rawoh masih menjabat TPK, tak ada keributan serupa. “Masalah ini muncul sejak ada pergantian TPK. Silahkan simpulkan sendiri motif di baliknya,” sindirnya tajam.
Camat Perak Supriyono mengambil alih forum dan mengingatkan bahwa kasus ini sudah dilaporkan ke inspektorat. “Kami proses sesuai hukum. Jika ada penyelewengan, kita serahkan ke Aparat Penegak Hukum (APH),” tegasnya, yang tak goyah menghadapi tekanan.
Sementara itu, Kapolsek Perak Iptu Mohammad Supriyo tampil sebagai penengah yang garang. “Kalau ada bukti, laporkan ke polisi! Jangan bikin gaduh di Balai Desa. Saya akan fasilitasi pengaduan, tapi fokus kita rabat beton, bukan urusan pribadi!” tegasnya, mengingatkan agar massa tak melebar ke isu lain.
Isu bahwa Masrukin, TPK Ngemplak, hanya menerima Rp40 juta dari dana Rp71 juta juga dibantah keras. Pernyataan tegas di forum menyebutkan TPK tidak pernah menerima dana tunai, semuanya dikelola langsung oleh Bendahara Desa dan disalurkan ke penyedia material.
Namun, siapa yang benar?
Awak media turun langsung ke Ngemplak. Kami mewawancarai lebih dari 10 warga. Hasilnya mengejutkan—hampir seluruh warga puas dengan pembangunan rabat beton di lingkungan mereka.
“Justru kami bersyukur Dusun kami dapat proyek ini. Jalan jadi bagus, mobil nggak amblas lagi,” kata seorang warga yang minta namanya dirahasiakan”,(Ash).