Foto: Bupati Jombang melakukan peletakan batu pertama pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah komunal di Jogoroto.
Kabarjagad, Jombang – Ditanda dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Warsubi, Pemerintah Kabupaten Jombang, Kementerian Lingkungan Hidup, PT Perusahaan Gas Negara (PGN), dan para pelaku usaha tahu berkolaborasi dalam pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di Kecamatan Jogoroto pada Selasa 16 September 2025.
Peletakan batu pertama turut dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang Yuliati Nuhrahani, Forkopimda, Direktur Utama PGN, diwakili Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Rahmat Hutama dan Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Kementerian Lingkungan Hidup, Tulus Laksono.
Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Kementerian Lingkungan Hidup, Tulus Laksono, menjelaskan, ini merupakan salah satu proyek strategis yang didanai melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PGN sebesar Rp 7,7 miliar.
Kabupaten Jombang mendapat kehormatan menjadi lokasi proyek meskipun ada daerah lain dengan jumlah perajin lebih banyak. Alasannya, produksi tahu di Jombang jauh lebih besar. Terdapat 88 perajin yang mengolah 84 ton kedelai per hari. Proyek ini akan dilaksanakan selama enam bulan.
Industri tahu di Kecamatan Jogoroto telah berkembang pesat sejak tahun 1970-an dan kini dikenal sebagai ikon “Tahu Njombang”. Dengan 88 unit usaha yang menyerap lebih dari 3.000 tenaga kerja, industri ini menghasilkan limbah cair hingga 1,26 juta liter per hari. Limbah ini mencemari sungai dan menurunkan kualitas air tanah yang telah menimbulkan keluhan dari masyarakat.
Untuk mengatasi masalah ini, para pelaku usaha membentuk Paguyuban Sumber Berkah yang kemudian berkembang menjadi Koperasi Sumber Berkah. Koperasi ini menyediakan lahan seluas 4.305 meter persegi untuk pembangunan IPAL komunal. “Dengan adanya IPAL ini, diharapkan terjadi penyusutan beban pencemar dari 4.200 kilogram per hari menjadi 420 kilogram per hari”, rincinya.
Sementara Bupati Jombang, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang terlibat, terutama kepada 88 pengusaha tahu di tiga desa, yakni Desa Sumbermulyo, Ngumpul dan Desa Mayangan yang telah bersedia menghibahkan tanah mereka untuk pembangunan IPAL.
“Saya berharap, dengan sinergi yang baik antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan seluruh lapisan masyarakat, penanganan permasalahan lingkungan di Kabupaten Jombang semakin optimal dan berkelanjutan,” jelas Warsubi.
Perwakilan dari PGN, Rahmat Hutama, menegaskan komitmen perusahaannya terhadap kelestarian lingkungan melalui program CSR “Kampung Pangan Bersinar, Berwawasan Lingkungan, Sejahtera, dan Tenar.” Program ini tidak hanya mencakup pembangunan IPAL komunal, tetapi juga pembuatan kolam fitoremediasi dan peralihan bahan bakar kayu ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Selain aspek lingkungan, PGN juga akan menjalankan program pemberdayaan sosial, seperti penguatan koperasi, serta program ekonomi untuk mengembangkan produk tahu.
Pembangunan IPAL ini diharapkan tidak hanya mengatasi masalah limbah secara teknis, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi keberlanjutan lingkungan, kesehatan masyarakat, serta memperkuat hubungan harmonis antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat.
Sebagai bagian dari acara peletakan batu pertama, turut dilakukan penanaman pohon simbolis, kunjungan ke UMKM pengolahan tahu, dan dialog langsung dengan para pengusaha setempat. Para tamu undangan berkesempatan mencicipi berbagai produk olahan tahu lokal seperti tahu susu, tahu gejrot, tahu bakso, dan tahu walik.(Ash).