Kabarjagad, Madiun – Selasa pagi (20/5/2025), Forum Gerakan Rakyat Tangkap Koruptor (F-Gertak) bersama Aliansi Anti Korupsi Kota Pendekar menggelar panggung aspirasi publik di Taman Sumber Umis, Jalan Pahlawan, Kota Madiun. Aksi ini bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional.
Dalam aksi yang berlangsung damai itu, massa menyuarakan kritik tajam terhadap pemerintahan Kota Madiun, khususnya terhadap kinerja 100 hari pertama Wali Kota yang dinilai tidak transparan dan minim perencanaan yang matang.
Koordinator aksi, Putut Kristiawan, menegaskan bahwa pembangunan yang tengah berjalan di Kota Madiun, termasuk proyek di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo, dilaksanakan tanpa kajian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang memadai. Ia khawatir proyek-proyek tersebut justru menimbulkan masalah baru, seperti potensi pencemaran lingkungan.
“Kami melihat pembangunan dilakukan secara serampangan, hanya berdasarkan ide-ide tanpa kajian matang. Di TPA Winongo, misalnya, tidak ada studi analisis dampak lingkungan. Ini berisiko menyebabkan pencemaran, dan hasil pertanian bisa saja tercemar zat berbahaya dari sampah,” ujar Putut.
Selain menyoroti aspek pembangunan, massa juga menuntut transparansi anggaran dan penegakan hukum atas dugaan tindak pidana korupsi di lingkungan Pemerintah Kota Madiun. Putut menyebut bahwa saat ini terdapat dua kasus yang tengah diselidiki, salah satunya menyangkut penyalahgunaan anggaran perjalanan dinas dalam kota oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nilai kerugian negara lebih dari Rp7 miliar.
“Kami temukan indikasi rekayasa dan manipulasi Surat Pertanggungjawaban (SPJ), termasuk penggunaan ID paket fiktif. Kegiatan ini berlangsung di tingkat kelurahan dan kecamatan selama tiga tahun terakhir. Namun, tidak pernah diaudit oleh inspektorat,” tambahnya.
Para peserta aksi mendesak agar sistem pengawasan anggaran ditingkatkan dan menuntut adanya pemeriksaan rutin terhadap penggunaan dana publik. Karena anggaran ini, adalah uang rakyat yang harus dikelola secara transparan dan akuntabel.
Aksi berlangsung aman dan tertib dengan pengawalan dari aparat kepolisian. Hingga siang hari, para demonstran tetap menyuarakan tuntutan mereka secara bergantian melalui orasi dan poster-poster kritik terhadap kebijakan pemerintah daerah.(Djr/Gil)