Kegiatan Festival Jaranan ke-3 2025 di Sendratari Arjuna Wiwaha Kota Batu. (Fur/kabarjagad)
Kabarjagad, Kota Batu – Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu kembali mengukuhkan komitmennya dalam pelestarian budaya melalui gelaran Festival Jaranan ke-3 Tahun 2025 yang memukau. Acara tahunan ini diselenggarakan di Sendratari Arjuna Wiwaha, Minggu (28/9/2025) malam, dan sukses menarik perhatian wisatawan serta masyarakat luas.
Festival Jaranan ini bukan sekadar ajang tontonan, melainkan upaya strategis Disparta untuk melestarikan Jaran Kepang—kesenian yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Jawa Timur atas usulan Pemerintah Kota Batu.
Jaranan: Dari Pelestarian Menuju Destinasi Wisata
Kepala Bidang Kebudayaan Disparta Batu, Sintiche Agustina Pamungkas, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan program utama dinas pariwisata untuk menjaga agar seni Jaran Kepang tidak punah dan tetap lestari di Kota Batu.
“Ini merupakan kegiatan tahunan yang sudah memasuki tahun ketiga. Melalui festival yang kali ini kita lombakan, tujuannya adalah melestarikan seni tradisi Jaran Kepang yang sudah menjadi WBTB,” ujar Sintiche.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa festival ini juga menjadi sarana untuk menyuguhkan Jaran Kepang sebagai destinasi wisata budaya kepada para wisatawan. “Kita ingin wisatawan tahu bahwa seni tradisi Jaran Kepang ini bisa kita sajikan sebagai tampilan yang menarik,” tambahnya.

Lomba Kreasi ‘DOR’ dan ‘PEGON’ Pikat Penonton
Festival tahun ini menghadirkan kompetisi sengit dengan total 15 peserta dari Malang Raya dan Kota Batu. Lomba dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu DOR dan PEGON.
Khusus untuk kategori Pegon, yang ditekankan adalah tampilan dalam bentuk kreasi yang kaya akan narasi dan cerita. Sementara itu, kelompok seni Jaran Kepang Ginaris dan kelompok seni Bopong dari Malang turut memeriahkan acara sebagai bintang panggung, membawakan ragam Jaran Pegon dan Dor.
Meskipun mayoritas peserta berusia antara 17 hingga 20-an tahun, kategori Jaran Dor juga menampilkan keberagaman usia, termasuk seniman-seniman sepuh, menunjukkan bahwa kecintaan terhadap kesenian ini merangkul semua generasi.
“Kedepannya, kami akan terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan seperti ini agar seni Jaranan ini terus lestari di Kota Batu,” tutup Sintiche, sambil mengundang seluruh wisatawan dan masyarakat untuk hadir menyaksikan pesta rakyat di Sendratari Arjuna Wiwaha ini secara terbuka.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Batu, Sunarto, menjelaskan bahwa festival ini merupakan wujud peran aktif pemerintah untuk mengarahkan sekitar 50 hingga 60 kelompok seni Jaran Kepang aktif yang terdata di Kota Batu agar berpartisipasi dan meningkatkan kapasitas.
“Kegiatan ini adalah upaya kami dalam peningkatan pelestarian dan pengembangan seni tradisi, khususnya Jaran Kepang. Harapan kami, ini menjadi tindak lanjut pelestarian WBTB yang sudah menjadi hak Jawa Timur,” ujar Sunarto.
Lebih jauh, Sunarto mengakui adanya tantangan besar, yaitu mahalnya biaya produksi yang harus dikeluarkan sanggar untuk berlatih dan tampil di festival.
“Kami mencoba mencari peluang agar kegiatan ini bisa memberikan feedback, misalnya dengan memberikan subsidi bagi mereka yang tampil. Ini arah kami ke depan,” ungkapnya.
Target Nasional: Jaranan Diusulkan Masuk Karisma Event Nusantara
Untuk mengatasi keterbatasan anggaran daerah, Dewan Kesenian dan Disparta kini berjuang keras untuk mengusulkan Festival Jaranan ini masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) dari pemerintah pusat.
“Ini sudah tahun ketiga festival dilaksanakan berturut-turut, salah satu syarat untuk masuk KEN. Kami akan selalu masukkan usulan ini agar disetujui oleh Kementerian Kebudayaan. Dengan masuk KEN, kami harap bisa memberikan feedback dan bantuan pembiayaan kepada kelompok seni Jaran Kepang yang eksis melestarikan kesenian ini,” tegas Sunarto.
Mencetak Duta Seni dan Talent Wisata Budaya
Sunarto juga memandang festival ini sebagai sarana penting untuk meningkatkan kapasitas penari dan menjadikan mereka Duta Seni Kota Batu di kancah daerah maupun nasional.
“Selain sebagai pelestarian, festival ini menekankan pada kemasan yang bersifat entertain. Mereka yang berpartisipasi dan berprestasi nanti akan menjadi talent di wisata budaya yang kita kelola,” tambahnya.
Kota Batu, meskipun kota kecil, memiliki potensi seni dan budaya yang luar biasa. Festival Jaran Kepang ini, bersama Banteng Nuswantoro, Batu Culture Festival, dan Batu Art and Culture Festival, menunjukkan komitmen Kota Batu dalam membina dan memfasilitasi seniman daerah, membuktikan bahwa event di Kota Batu tidak bisa dipandang sebelah mata. (Fr)