Gus Kholiq Sidoarjo Hadiri Kunjungan Kepala BNN RI di Desa Bulukerto Kota Batu

Gus Kholiq (berpeci putih) saat menghadiri kegiatan kunjungan Kepala BNN RI di Desa Bulukerto Kota Batu. (Fur/kabarjagad)

Kabarjagad, Kota Batu – Sinergi antara lembaga rehabilitasi sosial dan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI semakin erat. Haji Abdul Kholiq, yang akrab disapa Gus Kholiq, pimpinan Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Al Kholiqi – Rehabilitasi Pecandu Narkoba Sidoarjo, secara langsung hadir mendampingi klien binaannya di Desa Bulukerto, Kota Batu, Kamis (16/10/2025). Kehadiran Gus Kholiq bertepatan dengan kunjungan kerja Kepala BNN RI, Komjen Pol. Suyudi Ario Seto, S.I.K., S.H., M.Si.

Kehadiran Gus Kholiq bertujuan untuk mengintegrasikan penyintas narkoba binaannya ke dalam program pemberdayaan nasional dan menunjukkan keberhasilan metode pemulihan yang diterapkan oleh YPP Al Kholiqi – Rehabilitasi Pecandu Narkoba

YPP Al Kholiqi, terus menunjukkan komitmennya dalam menyelamatkan generasi bangsa dari jerat narkoba. Lembaga rehabilitasi sosial yang telah berdiri sejak tahun 1989 (dahulu bernama YPP Baiturrohman dan berganti nama pada 2020) ini tidak hanya fokus pada pemulihan fisik, tetapi juga spiritual dan keterampilan kerja.

Sinergi kuat dengan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sidoarjo menjadi kunci keberhasilan program ini. Gus Kholik secara khusus menyampaikan terima kasih atas pembinaan dan arahan yang rutin diberikan BNNK Sidoarjo. Pembinaan ini mencakup pelatihan keterampilan, salah satunya adalah pelatihan pengecatan bekerjasama dengan PT. Propam, sebagai bekal bagi para penyintas untuk berkarya setelah kembali ke masyarakat.

Dalam hal ini berawal dari keikutsertaan penyintas narkoba binaan YPP Al Kholiqi dalam kegiatan edukasi BNN Farming di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji. Program ini menjadi bekal life skill bagi para penyintas agar memiliki keterampilan produktif setelah lepas dari kecanduan.

“Alhamdulillah, hari ini binaan kami diikut sertakan dalam edukasi BNN Farming. Kami mendampingi dua penyintas dari Sidoarjo yang sebelumnya sudah ikut pembinaan life skill untuk pengecatan,” jelas Gus Kholiq.

Saat ini, YPP Al Kholiqi terus mengoptimalkan pembinaan keterampilan bagi para penyintas. Tahap pertama program life skill saat ini diikuti oleh kurang lebih 8 penyintas dengan rentang usia rata-rata 22 hingga 24 tahun.

YPP Al Kholiqi dikenal memiliki metode pemulihan yang unik dan holistik. Gus Kholik menjelaskan, untuk membebaskan klien dari kecanduan secara total, pihaknya menerapkan serangkaian langkah spiritual dan tradisional yang ketat:
* Spiritual: Wajib Sholat Lima Waktu, pembinaan mengaji, dan penataan akhlak.
* Terapi Unik: Setiap hari wajib melakukan Terapi Rendam Malam pada pukul 01.00 WIB dan Berjemur Pagi pada pukul 09.00 WIB (kecuali Jumat) untuk mengeluarkan detoksin dari pori-pori.
* Tradisional: Menggunakan ramuan tradisional, seperti terapi gurah mata dan gurah hidung untuk membersihkan detoks yang mengganggu empat saraf utama pecandu (mata, telinga, hidung, mulut).

“Langkah-langkah kami di rehab itu banyak metode untuk memulihkan anak-anak. Terutama yang belum bekerja, kita arahkan untuk berkarya, bekerja. Kalau hatinya sudah pulih, insya Allah mereka tidak akan kembali menggunakan,” tegas Gus Kholik, yang telah menjalankan misi penyembuhan ini secara konsisten sejak tahun 2004-2005 bersama BNK (sekarang BNNK).

Dengan pengabdian yang berakar sejak tahun 1989, YPP Al Kholiqi Rehabilitasi Sosial Pecandu Narkoba berharap seluruh masyarakat dapat menjauhi narkoba. “Harapan kami kepada seluruh masyarakat, kalau bisa jauh dari narkoba, mari kita hidup sehat, berkarya tanpa narkoba,” tutup Gus Kholik.

Dalam kunjungannya, Kepala BNN RI, Komjen Pol. Suyudi Ario Seto, S.I.K., S.H., M.Si., melakukan survei ke lokasi edukasi, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kunjungan ini dalam rangka mematangkan Desa Bulukerto sebagai lokasi peluncuran nasional program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Komjen Pol. Suyudi memuji Desa Bulukerto yang berhasil bertransformasi dari desa berpotensi ‘zona merah’ menjadi percontohan nasional. Desa ini secara aktif melibatkan penyintas narkoba dalam berbagai program soft skill dan kewirausahaan, seperti pelatihan bonsai, membatik, pembudidayaan tomat dan lele.

Kepala BNN RI juga secara tegas menekankan bahwa pemulihan tidak akan maksimal tanpa dukungan sosial. “Saudara-saudara kita yang saat ini masih menjadi pecandu dan juga mantan pecandu harus kita jaga, kita obati dan harus sama-sama kita berikan spirit. Jangan masih ada stigma-stigma bahwa para pecandu dan penyintas ini adalah aib,” tegas Komjen Pol. Suyudi, ia juga memberikan pesan kuat kepada seluruh masyarakat untuk mendukung penyintas kembali berkarya.

Dengan kombinasi pendekatan spiritual-tradisional YPP Al Kholiqi dan program life skill BNN, upaya penyelamatan generasi bangsa dari narkoba kini memiliki harapan baru untuk menciptakan penyintas yang berdaya, diterima, dan produktif di tengah masyarakat. (Fr)

Bagikan

Tinggalkan Balasan