Kepala BNN RI Puji Desa Bulukerto Kota Batu: Dari Zona Merah Narkoba, Kini Jadi Sentra Soft Skill

Kepala BNN RI Komjen Pol. Suyudi Ario Seto (berbaju putih mengenakan udeng) bersama Wali Kota Batu Nurochman dan Kades Bulukerto Suhermawan saat meninjau Desa Bulukerto Kota Batu. (Fur/kabarjagad)

Kabarjagad, Kota Batu – Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol. Suyudi Ario Seto, S.I.K., S.H., M.Si., pada Kamis (17/10/2025) melakukan kunjungan dan survei mendalam ke Desa Bulukerto, Kota Batu. Kunjungan ini bertujuan untuk mematangkan kesiapan desa tersebut sebagai lokasi utama peluncuran nasional program Desa Bersinar (Bersih Narkoba), yang direncanakan akan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Kehadiran Kepala BNN RI di Bulukerto bersama jajaran disambut hangat oleh Wali Kota Batu, Nurochman, didampingi Wakil Wali Kota Heli Suyanto dan Kepala BNNP Jawa Timur Brigjen Pol. Budi Mulyanto, Kepala BNN Kota Batu AKBP Renny Puspita. Wali Kota Batu menyampaikan rasa syukur atas momentum ini, menyebutnya sebagai “panen hadiah” di Hari Jadi ke-24 Kota Batu.

Wali Kota Batu, Nurochman, menyampaikan optimisme tinggi, “Alhamdulillah, di momen hari jadi ke-24 Kota Batu, kita panen hadiah hari ini. Doakan hasil kurasi hari ini yang dilakukan oleh tim beliau bisa meluluskan Kota Batu nanti sebagai tempat launching Desa Bersinar oleh Presiden Prabowo Subianto. Ini hadiah sangat luar biasa di ulang tahun Kota Batu yang ke-24,” ungkapnya.

Dalam kunjungannya, Komjen Pol. Suyudi Ario Seto menyoroti program soft skill yang dikelola oleh Kepala Desa Bulukerto, Suherman, sebagai inti keberhasilan. Program ini secara aktif melibatkan para mantan pecandu atau penyintas narkoba agar kembali produktif dan berpenghasilan.

“Saya melihat kegiatan di desa ini cukup luar biasa. Kepala desa sangat mendukung upaya soft skill yang dibangun yaitu dengan pelatihan dan pembudidayaan tanaman bonsai yang diikuti oleh mantan-mantan pecandu atau penyintas,” ungkap Kepala BNN.

Kepala BNN RI juga menekankan pentingnya menghilangkan stigma negatif, “Saudara-saudara kita yang saat ini masih menjadi pecandu dan juga mantan pecandu harus kita jaga, kita obati dan harus sama-sama kita berikan spirit. Jangan masih ada stigma-stigma bahwa para pecandu dan penyintas ini adalah aib. Harus dikucilkan, dijauhkan, bahkan dimusuhi. Nah ini adalah stigma yang keliru yang harus dirubah.”

Lebih lanjut, Wali Kota Batu, yang mengakui Desa Bulukerto dulunya berpotensi masuk ‘zona merah’, kini melihat adanya perubahan signifikan. Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah. “Pemerintah tentu akan siap memberikan fasilitasi, kita siap bekerjasama dengan BNN Kota Batu juga untuk program ini bisa berjalan di semua wilayah, tidak hanya di Desa Bulukerto. Saya kira itu komitmen ke depan dan harapan kami ke depan Desa Bersinar bisa sampai di semua desa yang ada di Kota Batu.”

Sementara itu, Kepala Desa Bulukerto, Suhermawan, menjelaskan inovasi yang membawa desa tersebut bangkit. “Di Bulukerto Kota Batu itu kan sebenarnya kalau bicara terkait data itu kan zona merah. Kami juga punya produk unggulan yaitu bonsai yang sudah cukup lama dan kita lagi bersiap untuk me-launching kampung tematik bonsai yang ada di Bulukerto. Dengan pintu masuk Desa Bersinar, diharapkan bisa mengenalkan Bulukerto lebih mendunia atau meng-Indonesia,” ujarnya.

Desa Bulukerto saat ini mengandalkan berbagai program soft skill seperti pelatihan bonsai (melibatkan 200-300 KK), membatik, pembudidayaan tomat dan lele, serta UMKM Bakso Keblok, dengan melibatkan setidaknya 7 hingga 11 penyintas dari desa setempat yang kini aktif dan produktif. (Fr)

Bagikan

Tinggalkan Balasan