Bunga hias dari Dinas Pariwisata Kota Batu di event Batu Art Flower Carnival 2025. (Fur/kabarjagad)
Kabarjagad, Kota Batu – Julukan “City of Flower” benar-benar tertegas! Ribuan pasang mata dibuat terpukau saat Jalan Panglima Sudirman disulap menjadi lautan kreasi bunga warna-warni dalam perhelatan akbar Batu Art Flower Carnival (BAFC) 2025, Minggu (26/10/2025).
Ajang tahunan dalam rangkaian HUT ke-24 Kota Batu ini memecahkan rekor partisipasi. Total 67 kontingen, meningkat tajam dari tahun sebelumnya, tak hanya berasal dari desa/kelurahan, SKPD, dan instansi lokal, tetapi juga dari lintas daerah seperti Kota Malang, Pasuruan, Semarang, hingga Kabupaten Sumenep, menjadikan BAFC 2025 sebagai salah satu festival bunga paling spektakuler di Jawa Timur.
Mengusung tema “Pesona Harmoni Alam dan Budaya Kota Batu Sae,” karnaval ini menyuguhkan parade mobil hias yang megah dan peserta berkostum bunga bernuansa flora yang memukau.
“Tahun ini kami ingin menggambarkan keseimbangan antara alam yang subur dan kekayaan budaya lokal. Kreativitas dan kearifan lokal ini bahkan dikompetisikan untuk mendorong inovasi,” terang Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto, yang turut menerima piagam penghargaan dari Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto.
Penonton yang memadati sisi jalan utama sejak pagi antusias menyambut setiap kontingen. Sorak-sorai dan kilatan kamera ponsel bersahutan mengabadikan aneka kreasi, mulai dari taman di atas mobil hingga perpaduan bunga dengan ornamen budaya yang anggun.
Wali Kota Batu, Nurochman (Cak Nur), dengan tegas menyebut BAFC bukan hanya tontonan, melainkan motor penggerak ekonomi riil masyarakat.
“Event ini punya dampak ekonomi yang besar. Kami ingin memperkenalkan produk unggulan Kota Batu, yaitu tanaman hias, untuk memperluas pasar hingga mancanegara,” ungkap Cak Nur.
Manfaatnya terasa langsung. Permintaan bunga hias para petani lokal melonjak drastis menjelang karnaval. Sementara itu, pelaku UMKM dan PKL di sepanjang rute pun turut merasakan “cipratan rezeki.” bahkan salah satu penjual mengaku omzetnya melonjak hingga tiga kali lipat, mencapai Rp1,5 juta dalam sehari.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, menambahkan bahwa keterlibatan 24 desa/kelurahan dan kontingen luar daerah ini secara langsung menggerakkan sektor pertanian dan perdagangan rakyat.
“Bahan-bahan untuk parade bunga seluruhnya diambil dari petani lokal. Ini bukti nyata bahwa potensi lokal bisa diolah jadi daya tarik wisata sekaligus penopang kesejahteraan,” pungkasnya.
BAFC 2025 sukses menjelma sebagai simbol kebangkitan ekonomi kreatif Kota Batu, membuktikan bahwa seni, alam, dan kesejahteraan rakyat dapat bersatu dalam satu parade kejayaan yang memukau. (Fr)












