Kabarjagad, Kabupaten Mojokerto – Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Pertanian terus memperkuat kapasitas petani lokal melalui berbagai program pemberdayaan. Salah satunya diwujudkan melalui kegiatan Workshop Manajemen Usaha Ternak Kambing Perah yang digelar di Aula Hotel Arayanna, Trawas, pada Selasa (21/10) pagi.
Kegiatan yang diikuti oleh Kelompok Tani “Mandiri Jaya Makmur” tersebut dibuka secara langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, dan dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Ludfi Ariyono, serta narasumber dari Balai Besar Pelatihan Peternakan Kementerian Pertanian Batu.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Pertanian, Ludfi Ariyono, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pertanian Komunal Bersama Milenial Tahun 2025. Program tersebut dirancang untuk mendorong regenerasi petani sekaligus mewujudkan kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan daerah.
“Kami ingin memastikan bahwa peternak tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang cara memelihara kambing perah yang baik, tetapi juga pendampingan dalam mengakses teknologi terbaru di bidang peternakan dan pemasaran hasil susu kambing. Ke depan, peserta pelatihan hari ini saya harap dapat menjadi pelopor pengembangan usaha ternak kambing perah yang mandiri, adaptif, dan berdaya saing untuk peningkatan kesejahteraan serta kesehatan masyarakat,” ujar Ludfi.
Ia juga menyoroti peluang besar usaha susu kambing perah di Indonesia. Saat ini, sekitar 80 persen kebutuhan susu nasional masih dipenuhi dari impor, sedangkan produksi lokal baru mencapai 20 persen. Kondisi ini membuka ruang luas bagi peternak Mojokerto untuk meningkatkan produksi dan memperkuat sektor peternakan daerah.
Sementara itu, Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menghidupkan kembali sektor pertanian dan peternakan.
Ia menuturkan bahwa Kabupaten Mojokerto memiliki potensi besar di bidang pertanian dan peternakan berkat kondisi alam yang sangat mendukung, mulai dari iklim yang sesuai, ketersediaan air yang melimpah, hingga bahan pakan yang mudah didapat.
Namun demikian, bupati yang akrab disapa Gus Bupati tersebut mengingatkan bahwa potensi besar itu belum diimbangi dengan regenerasi petani muda yang kuat.
“Sebagian besar pelaku usaha pertanian berusia antara 40 hingga 70 tahun. Generasi mudanya lebih tertarik bekerja di sektor industri. Kondisi ini perlu diubah. Kita ingin membangkitkan pelaku-pelaku usaha pertanian dan peternakan dari kalangan milenial dan Gen Z,” tegasnya.
Gus Bupati juga menyinggung pola pikir generasi muda yang cenderung mencari pekerjaan instan. Padahal, menurutnya, bila ditekuni dengan manajemen yang baik, sektor pertanian dan peternakan justru memiliki potensi penghasilan yang lebih besar dibandingkan sektor industri.
“Kami dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengapresiasi kegiatan ini. Kemarin kita sudah memberikan bantuan, dan sekarang adalah terkait dengan manajemen usaha peternakan kambing perah. Sekarang manajemennya bagaimana kambing sebanyak 33 ekor bisa jadi 330 ekor, dan jangan sampai 33 ekor jadi 3 ekor. Lah, ini akhirnya percuma kegiatan ini,” ujarnya disambut tawa peserta.
Lebih lanjut, Gus Bupati menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam mendukung pemasaran hasil peternakan. “Di era digital ini kita harus memanfaatkan kemajuan teknologi, karena dengan digitalisasi, pemasaran akan jauh lebih mudah dan lebih luas,” ujarnya.
Ia menilai, kolaborasi antara generasi tua dan generasi muda sangat penting agar pertanian Mojokerto dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Selain aspek pemasaran, bupati juga menyoroti kualitas produk susu kambing agar dapat bersaing di pasar.
“Susu kambing kini semakin diminati, terutama di kalangan masyarakat yang sadar gizi dan kesehatan. Susu kambing dikenal tinggi protein, rendah kolesterol, dan mudah dicerna. Saat ini, bagaimana caranya susu kambing tidak berbau khas kambing, karena untuk menghilangkan bau khas itu ada ilmunya,” terangnya.
Gus Bupati turut mendorong peserta untuk mengembangkan produk olahan bernilai tambah, seperti yogurt, sabun susu kambing, pupuk organik, hingga wisata edukasi peternakan. Ia bahkan mencontohkan salah satu pelaku usaha Mojokerto yang berhasil membuat yogurt lokal terinspirasi dari pengalaman pribadi.
“Kita berharap ke depan akan muncul produk-produk dengan branding olahan susu lokal Made in Mojokerto. Semoga ilmu yang didapatkan hari ini bermanfaat dan dapat meningkatkan hasil pertanian serta peternakan Anda semua,” pungkasnya. (juni)












