Kabarjagad, Kabupaten Mojokerto – Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, secara resmi mengukuhkan pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mojokerto masa bakti 2025-2030. Acara berlangsung di ruang rapat lantai 2 Bappeda Kabupaten Mojokerto, Rabu (26/11) siang, dengan menetapkan Mundzir Masruri sebagai Ketua FKUB Kabupaten Mojokerto.
Pengukuhan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen bersama antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat untuk terus merawat harmoni di tengah keberagaman. Mojokerto disebut sebagai rumah besar yang dihuni masyarakat dengan latar belakang agama, budaya, dan keyakinan berbeda. Keragaman ini dipandang sebagai kekayaan sekaligus tanggung jawab besar untuk dijaga.
Pelantikan pengurus FKUB tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana evaluasi dan introspeksi. Diharapkan, para pengurus mampu memberdayakan potensi yang dimiliki meski berasal dari latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang beragam. Potensi sumber daya manusia FKUB diyakini dapat melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja organisasi, sekaligus mendukung pemerintah daerah dalam menjaga kerukunan, kesejahteraan, dan kemakmuran masyarakat.
Bupati Mojokerto, Muhammad Albarra, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada pengurus FKUB periode 2025-2030. Ia menegaskan bahwa keberadaan FKUB sangat penting dalam menjaga kondusifitas kehidupan beragama di Mojokerto.
“Semoga dengan adanya FKUB ini dapat menjaga kondusifitas keagamaan yang beragam di Kabupaten Mojokerto. Kondusifitas adalah fondasi agar pembangunan pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, maupun kesehatan dapat berjalan dengan baik dan lancar,” ujar Bupati Albarra.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kondusifitas merupakan syarat mutlak bagi keberlangsungan pembangunan. Tanpa jaminan keamanan dan ketertiban, berbagai aspek kehidupan masyarakat akan terganggu. Ia mencontohkan maraknya demonstrasi di sejumlah daerah beberapa waktu lalu yang menyebabkan aktivitas masyarakat terhenti, fasilitas pendidikan dan kesehatan tutup, serta kegiatan ekonomi lumpuh.
“Alhamdulillah, di Kabupaten Mojokerto kondisi relatif aman. Meskipun ada isu yang sempat membuat suasana mencekam, aktivitas masyarakat tetap berjalan. Namun kita harus waspada, karena isu-isu terkait agama dan ras sering kali mudah disulut dan berpotensi merusak kerukunan,” tambahnya.
Bupati Albarra berharap FKUB dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan kondusifitas daerah. Menurutnya, keberadaan FKUB bukan hanya wadah silaturahmi antar umat beragama, tetapi juga instrumen strategis dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Sekali lagi, saya ucapkan selamat dan sukses atas pelantikan pengurus FKUB periode 2025-2030. Semoga jerih payah, waktu, tenaga, dan pikiran yang dicurahkan benar-benar memberikan kontribusi maksimal bagi bangsa, negara, dan Kabupaten Mojokerto. Semoga pula menjadi amal yang dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa,” tutupnya.
Dengan kepengurusan baru ini, FKUB Kabupaten Mojokerto diharapkan semakin solid dalam menjalankan peran strategisnya. FKUB bukan hanya forum dialog, tetapi juga pilar kerukunan yang mampu menjembatani perbedaan dan meredam potensi konflik. Kehadiran FKUB diyakini akan memperkuat fondasi kebersamaan, sehingga Mojokerto tetap menjadi daerah yang aman, damai, dan kondusif bagi seluruh warganya.
Momentum pengukuhan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kerukunan bukanlah sesuatu yang datang dengan sendirinya, melainkan hasil dari kerja keras, komitmen, dan sinergi semua pihak. Dengan kepemimpinan baru di bawah Mundzir Masruri, FKUB Mojokerto diharapkan mampu melahirkan program-program inovatif yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, serta memperkuat peran Mojokerto sebagai teladan kerukunan di Jawa Timur. (juni)












