Kabarjagad, Kabupaten Mojokerto – Sebanyak 816 peserta undangan mengikuti Gebyar Lomba Kreativitas Anak dan Guru dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berpihak pada anak.
Acara berlangsung pada Rabu, (10/9) pagi, di GOR Surya Kencana, Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. Tiga jenis lomba digelar dalam kegiatan ini, yaitu lomba vlog, lomba podcast, dan lomba inovasi kepala sekolah untuk jenjang taman kanak-kanak (TK), kelompok bermain, dan sekolah dasar (SD). Selain sebagai ajang kompetisi, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri, mengembangkan minat dan bakat, serta menumbuhkan rasa percaya diri melalui aktivitas yang menyenangkan dan edukatif.
Bupati Mojokerto, Muhammad Albarraa, hadir membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
“Anak-anak butuh ruang untuk mengekspresikan diri, mengembangkan potensi, dan membangun rasa percaya diri. Ini bukan hanya tugas guru, tapi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah,” ujar Bupati yang akrab disapa Gus Bupati atau Gus Barra.
Gus Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada para guru yang terus berinovasi di tengah tantangan zaman. Menurutnya, guru adalah fondasi masa depan bangsa dan perlu didukung untuk menciptakan pembelajaran yang relevan dan menyenangkan.
“Guru bukan sekadar profesi, tapi panggilan jiwa. Di era digital, mereka harus menjadi motivator, inovator, dan fasilitator,” tambahnya.
Lanjut Gus Bupati, Pemkab Mojokerto terus memperkuat program lintas sektor, mulai dari pemenuhan gizi, perlindungan dari kekerasan, hingga akses pendidikan yang inklusif dan berkeadilan. Tahun ini, Kabupaten Mojokerto kembali meraih penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) tingkat Nindya. Prestasi tersebut menjadi pengingat bahwa seluruh sektor pembangunan harus berpihak pada kepentingan terbaik anak.
“Anak harus merasa aman, terlindungi, dan punya ruang luas untuk berkreasi. Mereka adalah harapan kita,” tutup Gus Bupati.
Sementara itu, Bunda PAUD Kabupaten Mojokerto, Shofiyah Hanak Al Barraa, menegaskan komitmen bersama untuk mendukung program Wajib Belajar 13 Tahun. Ia menyampaikan bahwa pendidikan merupakan kunci untuk memutus rantai kemiskinan dan membangun generasi emas. Ia juga berkomitmen kuat untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan yang merata dan berkelanjutan.
“Hari ini kita mendeklarasikan Wajib Belajar 13 Tahun, yang berarti anak-anak Mojokerto akan memperoleh layanan pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga jenjang SMA/SMK,” ujarnya.
Deklarasi tersebut, lanjutnya, bukan sekadar simbol, melainkan bentuk komitmen bersama antara pemerintah daerah, Pokja Bunda PAUD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Diskominfo, organisasi mitra, serta para pengawas, penilik, guru, dan Bunda PAUD kecamatan.
“Dengan kolaborasi yang kuat, kita optimistis Mojokerto bisa menjadi kabupaten yang benar-benar ramah anak, sehat, cerdas, dan berkarakter,” tegasnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat memperkuat semangat seluruh pihak dalam mendukung program Wajib Belajar 13 Tahun dan memastikan tidak ada anak Mojokerto yang tertinggal dari pendidikan.
“Mari kita jadikan komitmen ini sebagai amal jariyah untuk generasi masa depan,” pungkasnya. (juni).