Jatim  

Sejarah Banjir di Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang

Foto: Camat Bandarkedungmulya.

KJ, Jombang – Sebelum tahun 1985, Kecamatan Bandarkedungmulyo menjadi satu dengan Kecamatan Perak. Sejak dulu, Wilayah Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang ini memang di kenal dengan wilayah Banjir karena berada di pesisir Sungai Brantas dan dilewati 5 sungai yang lain, diantaranya Sungai Avur Besuk, Avur Mekikis, Avur Pilang, Sungai Brawijaya dan Sungai Konto.

Dari kelima sungai tadi (selain Brantas) yang menjadi tanggung jawab Kabupaten hanya Sungai Avur Pilang, sedangkan yang 4 menjadi tanggung jawab BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Propinsi Jawa Timur. Ke Empat Sungai yang menjadi tanggung jawab BBWS tadi merupakan sungai pembuangan lahar dari Gunung Kelud.

“Sungai konto hilir nya ada di Dusun Delik Desa Brodot, Sedangkan Sungai Avur Besuk, Avur Mekikis, Avur Pilang dan Sungai Brawijaya hilir nya (bertemu nya) di Sungai Dor Dusun Paras Desa Turi Pinggir, yang berbatasan dengan Desa Tinggar” hal tersebut diungkapkan oleh Camat Bandarkedungmulyo, H. Mahmudi. Saat ditemui media ini di posko banjir, Sabtu (13/2/2021) pagi.

Berdasarkan penelusuran Kabarjagad.id dari beberapa sumber menyebutkan bahwa Sebelum normalisasi Sungai tahun 1986, Separuh wilayah Bandarkedungmulyo di kenal dengan wilayah rowo atau daerah yang selalu banjir setiap tahun nya. Diantara nya adalah Desa Karangdagangan, Desa Tinggar, Desa Banjarsari, Desa Brangkal, Desa Pucangsimo serta Desa Brodot.

Tahun 1986 ada Normalisasi Sungai Besar Besaran di wilayah kecamatan Bandarkedungmulyo diantaranya Sungai Brantas, Sungai Avur Besuk, Avur Mekikis, Avur Pilang, Brawijaya serta Sungai Dor.

Beberapa Sumber mengatakan bahwa Normalisasi itu ketika Periode Gubernur Basofi Soedirman, Bupati Jombang saat itu Bapak Nur Khusmen Serta Camat Bandarkedungmulyo Bapak Purnamadji.

Sedangkan kepala Desa yang mempelopori adalah Kades Karangdagangan Bapak Maksum, Kades Banjarsari H. Solikan, Kades Tinggar H. Kholil serta Kades Brangkal Bapak Juwair…

Setelah Normalisasi itu, Daerah yang di kenal dengan rowo tersebut bisa bebas banjir dan lahan pertanian bisa di tanami kembali.

Normalisasi kemudian di sempurnakan di era Gubernur Soekarwo, Bupati Jombang Soeyanto sekitar tahun 2007 atau hampir bersamaan dengan di mulai nya proyek pembangunan Tol Trans Java. Setelah itu baru kecamatan Bandarkedungmulyo benar benar bebas banjir serta lahan pertanian bisa di manfaatkan secara maksimal.

Tiga belas tahun berlalu, sebenarnya banjir tahun ini sudah di perkirakan oleh banyak pihak. Diantaranya, sebelas kepala Desa sudah bertanda tangan dan meminta normalisasi serta penguatan tanggul seluruh sungai di wilayah kecamatan Bandarkedungmulyo kepada Pemerintah Kabupaten Jombang dan BBWS Propinsi Jawa Timur, namun belum ada tanggapan sampai datangnya Banjir Besar pada tahun 2021 ini.

Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak akan arti pentingnya normalisasi serta penguatan tanggul di seluruh sungai di wilayah kecamatan Bandarkedungmulyo.(ash).

Bagikan

Tinggalkan Balasan