Antisipasi Banjir! Wali Kota Eri Cahyadi Minta Kontraktor Lembur Percepat Proyek Drainase

Lima Rumah Pompa Dikebut! Wali Kota Eri Cahyadi Tak Ingin Surabaya Kebanjiran

Kabarjagad, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) untuk mempercepat penyelesaian berbagai proyek infrastruktur di Kota Pahlawan. Instruksi itu meliputi pekerjaan drainase, hingga pembangunan rumah pompa yang menjadi bagian penting dalam sistem pengendalian banjir.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, mengatakan pihaknya telah diminta Wali Kota Eri Cahyadi agar seluruh proyek infrastruktur vital segera dirampungkan dalam waktu dekat.

“Diminta lembur kontraktornya, kalau bisa 24 jam. Jadi nanti kita usahakan, besok kita buat undangan teman-teman kontraktor yang belum selesai. Jadi yang belum selesai itu rata-rata pekerjaan besar,” ujar Syamsul, Kamis (6/11/2025).

Menurutnya, sebagian besar pekerjaan yang belum rampung adalah proyek berskala besar seperti rumah pompa dan box culvert. “Pekerjaan rumah pompa dan pekerjaan box culvert besar, itu yang rata-rata belum selesai. Yang kecil-kecil insyaallah sudah 70 persen selesai. Dan nanti 90 persen selesai di akhir November ini,” jelasnya.

Syamsul mengungkapkan, terdapat lima titik pekerjaan rumah pompa yang saat ini masih berjalan. Pekerjaan itu tersebar di beberapa lokasi Surabaya. “Pekerjaan pompa itu ada lima lokasi. Di Menanggal satu, Ahmad Yani dua, Ketintang Madya ada tiga, di Karah ada empat, dan ada satu lagi di Rungkut Menanggal,” paparnya.

Selain itu, Syamsul menyebut, ada pula proyek besar lain berupa pembangunan drainase di kawasan diversi Gunungsari dan Babat Jerawat. “Itu sekarang belum selesai,” tuturnya.

Untuk mempercepat proses pembangunan, pihaknya telah meminta kontraktor mengerjakan proyek dari dua arah sekaligus. “Seperti di diversi Gunungsari itu kita minta pekerjaan dilaksanakan dari dua arah. Jadi yang mau dikerjakan itu 500 meter. Kontraktor sudah saya minta dari Kulon (barat) dan Wetan (timur), jadi ketemu di tengah,” paparnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga meminta kontraktor agar menambah jam kerja dan tenaga di lapangan. Ini diharapkan  pengerjaan box culvert tersebut bisa selesai tepat waktu. “Jadi itu upaya untuk percepatan dari dua sisi. Seperti yang saya sampaikan tadi. Yang kedua itu lembur, artinya tambah tenaga dan tambah material,” terangnya.

Di sisi lain Syamsul menambahkan, percepatan pekerjaan juga diikuti dengan peningkatan pengawasan oleh konsultan proyek. “Besok kita rapatkan dan kita kasih target per minggu berapa, nanti dievaluasi oleh konsultan pengawas. Mudah-mudahan pertengahan Desember itu sudah bisa selesai,” ujar dia.

Ia juga menegaskan, percepatan tersebut sangat penting mengingat kondisi cuaca ekstrem yang mulai terjadi di awal November. “Kita ini kan perkiraannya biasanya (awal) hujan rintik-rintik dulu. Tapi kemarin, langsung hujan deras mulai jam 2 siang sampai 7 malam,” ungkapnya.

Menurut Syamsul, peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi dasar Pemkot Surabaya untuk melakukan langkah antisipatif sejak dini. “Sebelumnya memang kita diingatkan oleh teman-teman BMKG bahwa cuaca ekstrem akan terjadi mulai November 2025 sampai dengan Januari 2026. Jadi kita harus antisipasi,” katanya.

Ia menekankan bahwa upaya mitigasi tidak hanya dalam bentuk teknis pembangunan infrastruktur, tetapi juga kesiapsiagaan personel lapangan. “Jadi kita tidak hanya membangun saluran, tapi juga menyiagakan teman-teman satgas,” pungkasnya. (irm)

Bagikan

Tinggalkan Balasan