Normalisasi Sungai Kalianak Dikebut, Pemkot Surabaya Target Tuntas Sebelum Musim Hujan

Pemkot Surabaya Target Tuntas Sebelum Musim Hujan

Kabarjagad, Surabaya – Tiga Sungai Utara Surabaya Jadi Prioritas Penanganan Banjir dan RobPemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah memprioritaskan penanganan tiga sungai di wilayah utara yang rawan banjir dan rob, yakni Kali Krembangan, Sungai Kalianak, dan Kali Sememi. Salah satu fokus utama saat ini adalah normalisasi Sungai Kalianak yang kondisinya menyempit akibat berdirinya bangunan liar (Bangli).

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi mengatakan fokus saat ini memang diarahkan ke Sungai Kalianak karena banjir di wilayah tersebut belum sepenuhnya teratasi.

“Untuk sementara memang kami fokus ke Sungai Kalianak, karena di sana memang banjirnya belum bisa diselesaikan. Itu casement areanya sampai Asemrowo, sekitar Tambak Dalam. Nah, itu casement areanya cukup besar dan kalau pasang juga masuk, masih terpengaruh pasang laut karena di sana memang belum ada rumah pompa,” ujar Syamsul, Jumat (8/8/2025).

Syamsul mengungkap bahwa Sungai Kalianak yang memiliki panjang sekitar 2,7 -3 kilometer merupakan aset Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Karena itu penanganannya dilakukan melalui koordinasi dengan instansi terkait.

“Kami mencoba untuk bisa mengembalikan lagi fungsi sungainya. Kemudian nanti rencana akan kami bangun di ujungnya itu pompa air seperti di tempat-tempat yang lain. Jadi kami usahakan untuk seluruh Surabaya itu sudah tidak terpengaruh pasang laut lagi,” tegasnya.

Ia menjelaskan, wilayah timur Surabaya relatif aman karena sudah memiliki pintu air dan rumah pompa. Namun, tiga sungai di utara Surabaya masih rawan genangan ketika hujan bersamaan dengan pasang laut.

“Kalau hujan pas barengan airnya pasang itu akan tabrakan, dan akan mengakibatkan backwater, akhirnya ada genangan. Insyaallah kami selesaikan satu persatu nantinya,” jelas Syamsul.

Syamsul juga mengungkapkan, lebar Sungai Kalianak yang seharusnya mencapai 20 meter, kini hanya tersisa sekitar 2 meter. Itu dikarenakan adanya bangunan yang tidak memiliki alas hak berdiri di atas sungai tersebut.

“Lebar sungai itu 20 meteran sebetulnya kalau menurut data BBWS Brantas, tinggal sekitar 2 meter. Karena ada pemukiman di kanan-kirinya, di dalam sungai,” paparnya.

Meski demikian, Syamsul memastikan bahwa proses penertiban bangunan di Sungai Kalianak dilakukan secara humanis. Pihaknya tetap memberi kesempatan warga untuk membongkar bangunan secara mandiri.

“Kalau membongkar sendiri kan masih bisa memilih dan memilah mana yang masih bisa dimanfaatkan lagi. Jadi setelah ditandai, kita berikan waktu, dan kalau belum juga dibongkar, alat berat kami yang bongkar,” kata Syamsul.

Syamsul menargetkan normalisasi Sungai Kalianak bisa sepenuhnya tuntas sebelum musim hujan atau Desember 2025. “Mudah-mudahan tidak sampai akhir tahun, karena kita juga kejar-kejaran dengan musim hujan berikutnya,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Satpol PP Surabaya, Dwi Hargianto, menambahkan bahwa penertiban dilakukan secara kolaboratif dengan BBWS Brantas, pemerintah provinsi, dan kementerian.

“Tujuan kita melakukan normalisasi ruang Sungai Kalianak, agar pelaluan air bisa berjalan dan tidak menimbulkan banjir, atau mungkin pada saat rob juga tidak masuk ke rumah-rumah warga,” ujar Dwi

Sebelum bangunan ditertibkan, Dwi mengungkap bahwa tim melakukan pemetaan, sosialisasi, penandaan, hingga pemberian surat peringatan. “Alhamdulillah untuk tahap yang pertama sudah selesai. Artinya, STA 0-700 ini sudah mendekati selesai,” tuturnya.

Dwi menyebut bahwa tahap pertama penertiban di Sungai Kalianak meliputi dua wilayah kelurahan Surabaya. Yakni di wilayah Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan dan Kelurahan Genting Kalianak, Kecamatan Asemrowo. “Kalau yang di tahap 1, di sisi Krembangan ada 120 bangunan. Kalau di sisi Asemrowo, ada 116 bangunan,” pungkas Dwi. (irm)

Bagikan

Tinggalkan Balasan