KJ, Jombang — Wakil Bupati Kabupaten Jombang Sumrambah, meresmikan kampung Kelor di Desa Mojowarno, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (22/1/2020)
Hadir dalam kegiatan tersebut, Forkopimda, pakar Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Kepala OPD, Camat jajaran Forkopimcam Kecamatan Mojowarno, Kepala Desa dan perangkat Desa, serta kelompok masyarakat kampung Kelor Desa Mojowarno.
Wakil Bupati Kabupaten Jombang Sumrambah, dalam sambutannya mengatakan, peresmian Kampung Kelor adalah gagasan dari Universitas Brawijaya Malang untuk membentuk Kampung lingkar kampus beberapa waktu lalu mendapat sambutan baik. Diantaranya dari Desa Mojowarno Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang. Dengan dibentuknya Desa Mojowarno menjadi kampung Kelor pada tanggal 26 Desember 2019 lalu, 30 orang dari Desa Mojowarno berkunjung ke Universitas Brawijaya untuk berbagi ide dan gagasan terkait dengan akan dibentuknya Desa Mojowarno menjadi kampung Kelor, ujar wakil Bupati.
Masih. Pada saat itu, warga Desa Mojowarno dijelaskan tentang teknologi pasca panen Kelor, bagaimana mengolah Kelor secara layak serta bagaimana pengembangannya, dan lain-lain. Setelah pertemuan pertama pada waktu itu, dilakukan kunjungan ke Desa Mojowarno. Program ini nantinya akan diintegrasikan dengan program pengabdian dari kampus Brawijaya. Selain kunjungan, langkah awal untuk mewujudkan program kampung Kelor ini adalah dengan melakukan penguatan komunitas. Setelah komunitasnya kuat, baru akan disusun master plan, tutur Sumrambah.
Lanjut. Kelor dipilih karena tanaman ini bisa tumbuh dimana saja terutama lahan kering dan Desa Mojowarno dinilai cocok untuk dilakukan budidaya tanaman tersebut. Sebelumnya warga setempat sudah menanam tanaman tersebut, tetapi hanya dilakukan di pekarangan rumah. Kedepan dengan dimulainya pembibitan, rencananya akan dilakukan budidaya tanaman Kelor dengan memanfaatkan lahan Desa yang sudah tidak digunakan disamping tetap memanfaatkan pekarangan rumah warga, ungkapnya.
“Dengan adanya pengembangan kampung Kelor, diharapkan dapat mengubah pandangan masyarakat yang awalnya memandang mistis Kelor untuk memandikan mayat, mengeluarkan susuk, bahkan menghilangkan orang kemasukan roh jahat menjadi tanaman sumber nutrisi. Awalnya masyarakat banyak yang skeptis bahkan menolak program kampung Kelor. Akan tetapi, setelah dilakukan sosialisasi bahkan Pelatihan produk-produk olahan kaya nutrisi, kini masyarakat antusias, pungkas Wakil Bupati Jombang.
Pewarta Kabarjagad Agus Situju Haerah