KJ, Surabaya-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Perdagangan (Disdag) terus melakukan pembinaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah eks lokalisasi Sememi. Salah satunya dalam bentuk pelatihan membuat produk olahan makanan tradisional.
Seperti yang berlangsung hari ini, Sabtu (01/2/2020). Sekitar 30 ibu rumah tangga dari Kelurahan Sememi dan Kandangan, Kecamatan Benowo Surabaya, mengikuti pelatihan pemberdayaan ekonomi yang berlangsung di Jalan Sememi II Surabaya.
Kepala Disdag Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, kegiatan hari ini merupakan tindaklanjut atas instruksi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Pada pelatihan kali ini, mereka diajari membuat produk makanan berupa kue tradisional.
“Makanan dipilih karena lebih cepat untuk dijual, kita juga kerjasama dengan Pahlawan Ekonomi (PE) dan SHS (Surabaya Hotel School),” kata Wiwiek.
Para peserta pun terlihat begitu antusias mengikuti jalannya pelatihan yang berlangsung sekitar 3 jam itu. Mereka diajari membuat aneka kue tradisional, seperti lemper ayam hingga kue lumpur. Bahkan, diantara dari mereka, sebelumnya juga pernah mengikuti pelatihan serupa yang berlangsung di Kapas Krampung Plaza (Kaza) Surabaya.
Di hadapan para peserta, Wiwiek menyampaikan, jika ingin menjadi seorang pengusaha, kunci sukses yang paling utama adalah niat ingin berusaha dan menghilangkan rasa malas.
Karena itu, pihaknya berkomitmen akan terus mendorong dan memberikan pendampingan agar warga di eks lokalisasi bisa mandiri dan sejahtera. “Harapannya anda dapat keterampilan dan tambahan omset untuk keluarga dari pelatihan ini,” ujarnya.
Sementara Kepala Bidang Pemasaran, Disdag Kota Surabaya, Farida Fitrianing Alwi menyampaikan, sebetulnya beberapa produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di wilayah ini sudah berjalan. Bahkan, mereka sebelumnya juga mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Pahlawan Ekonomi.
“Sedangkan pelatihan yang diberikan Dinas Perdagangan baru kali ini berjalan. Kalau pendampingan (perizinan) untuk UKM yang sudah punya produk itu kita sudah lakukan sebelumnya,” kata Farida.
Bagi mereka yang sudah memiliki produk, selanjutnya akan didampingi dan diarahkan untuk mengurus perizinan seperti SIUP dan PIRT. Hal ini bertujuan agar produk mereka bisa menjangkau pemasaran yang lebih luas.
Farida menjelaskan, selain pelatihan membuat kue tradisional, ke depan pihaknya akan memberikan pendampingan dalam bentuk pelatihan lain. Seperti, membuat masakan atau minuman tradisional.
“Nanti juga bakal ada pelatihan masakan tradisional. Seperti rawon, soto, lontong mie, rujak cingur, lontong balap dan sebagainya. Tapi nanti akan bertahap,” jelasnya.
Di samping itu, kata dia, bagi UMKM yang sudah memiliki produk, dan telah memenuhi syarat serta legalitas perizinan, Disdag juga menyediakan fasilitas pemasaran bagi mereka.
“Ada 11 sentra UKM. Jadi mereka bisa menitipkan produknya untuk dijual, tapi kan syaratnya kualitas dan kemasan mereka harus bagus, rasanya enak, yang jelas harus punya legalitas,”ungkapnya.(Tris)