KJ, Surabaya – Warga Cumpat Kenjeran wadul ke Pemerintah Kota Surabaya, terkait dengan kebersihan garis pantai Surabaya Timur.
Warga yang hampir semua rumahnya di pinggir laut dan bekerja sebagai nelayan, merasa tak nyaman dengan limbah sampah laut yang berada di bibir pantai Surabaya.
Banyaknya sampah di bibir pantai itu disebabkan karena limbah sampah rumah tangga warga itu sendiri, dan juga sampah laut dari wilayah lain yang terbawa arus dan mengendap di bibir pantai.
“Kami ini tak nyaman sebenarnya pak dengan sampah atau limbah laut ini. Cuma bagaimana lagi, banyak warga yang membuang sampah atau limbah rumah tangganya ke laut. Karena di sini nggak ada TPS,” kata warga kompak, Selasa malam (04/08/20).
Warga ingin, Pemkot bisa pro-aktif untuk menyelesaikan masalah limbah sampah itu. Salah satunya dengan mengeruk bibir pantai untuk mengambil sampah atau membuat bank sampah di wilayah Cumpat.
“Kami minta tempat sampah besar untuk warga, agar tidak lagi buang ke laut. Kalau bisa tiap pagi-sore, diambil oleh tim kebersihan agar tak menumpuk,” kata mereka.
Hal itu diungkapkan oleh warga Cumpa, ketika Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana melakukan kunjungan ke wilayah Kenjeran-Cumpat-Bulak, Senin 3 Agustus 2020 malam hari.
Atas wadul-nya warga itu, Whisnu secara gamblang langsung meng-iyakan permintaan warga terkait pembersihan bibir pantai di wilayah mereka. Whisnu akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kebersihan, untuk mengeruk bibir pantai dan mengambil sampah limbah laut.
Ia menargetkan, dalam satu-dua bulan ini bisa dilakukan pengerukan. Selain itu, menurutnya jika warga mau ikut andil kerja bakti juga diperkenankan.
“Oke kalau pengerukan nanti kita kerjakan, cepat itu. Bisa lah dalam waktu dekat, nanti saya atur dulu koordinasnya dengan dinas terkait. Warga sendiri, kalau mai ikut kerja bakti juga, monggo. Jadi bisa cepat selesai masalah sampah ini,” kata Whisnu.
Selain itu untuk masalah bank sampah atau Tempat pembuangan sementara (TPS), Whisnu mengaku akan mencarikan tempat di daerah Cumpat untuk membangun TPS.
Namun tak bisa direalisasikan dalam waktu dekat. Sebab wilayah yang digunakan harusnya aset Pemkot Surabaya. Sehingga harus dicarikan atau dibelikan tempat di daerah itu.
Saya akan carikan tempat TPS itu disekitar sini ya. Karena nggak mungkin asal bangun, harus sesuai dan tercatat secara legal sebagai aset. Jadi memang makan waktu itu.
“Tapi sebelum itu, biar sampah nggak dibuang ke laut lagi, sata akan bantu gerobak sampah per RT. agar limbah sampah bisa diangkut ke TPS terdekat dan diangkut, bukan dibuang ke laut lagi,”ungkap Whisnu Sakti Buana. (Tris)