
Kabarjagad.id, Malang – Menjelang Pemilihan Umum 2024, Aliansi Relawan Ganjar (ARG) menggelar Gebyak Bantengan dan Deklarasi Kampung Ganjar Mahfud di Dusun Boro, Jabung, Kabupaten Malang, Sabtu (18/11) malam.
Gebyak Bantengan ini diikuti sebanyak 102 seniman dari berbagai komunitas Bantengan, yakni Satrio Gendowor, Arek Santri Budoyo, Gendowor Generasen dari Boro, Putro Maheso kematren, Damar Manunggal Pajaran, Tunggul Suro Putro Joyo, Satrio Gogor Mayang Seto, Putro Maheso Rekesan, Putro Margojoyo.
Dalam sambutannya, Ketua ARG, Sholeh Kawimintorogo, manyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua warga Kampung Rop Boro Jabung yang telah menyediakan tempat dan turut berpartisipasi dalam kegiatan malam ini.
“Kegiatan malam ini, dengan adanya Gebyak Bantengan juga untuk mengangkat dan menghidupkan kembali Seni Budaya Bantengan yang mulai tergeser, terutama generasi muda di Dusun Boro Jabung ini yang mempunyai talenta dan kelebihan luar biasa,” ujar Ki Sholeh panggilan akrabnya.
Ki Sholeh juga mengatakan, Selain menguri-uri Seni Budaya Bantengan, Kegiatan malam ini juga untuk mengangkat ekonomi masyarakat dalam kemajuan UMKM warga.
“Selain Seni Budaya Bantengan, ada juga kegiatan untuk kemajuan UMKM, sehingga meningkatkan kemakmuran setiap warga, dan juga bakti sosial kesehatan, sembako murah, serta edukasi pengetahuan hukum dengan menggandeng kantor hukum KHYI,” ungkapnya dihadapan semua masyarakat Kampung Rop, Dusun Boro, Jabung, dan juga dihadiri Sekretaris DPC PDI -Perjuangan Kabupaten Malang, Darmadi, serta Sekretaris DPC DPRD Batu, Saifudin Zuhri yang juga sebagai salah satu calon anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dapil Malang Raya.
Sementara itu, Sekretaris DPC PDI -Perjuangan Kabupaten Malang, Darmadi mengapresiasi kegiatan ini, karena seni bantengan adalah seni tradisional asli daerah Malang raya yang harus dilestarikan bersama.
“Saya mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti ini, karena seni bantengan adalah seni tradisional asli daerah Malang raya yang harus kita lestarikan bersama kalau bukan kita siapa lagi yang akan melestarikan kesenian tradisional,” ucapnya.
Lebih lanjut, Darmadi menjelaskan di tahun 2023 adalah tahun politik dan memasuki tahapan pesta demokrasi yaitu Pemilihan Presiden maupun Pemilu Legislatif. Dalam pemilu nanti pasti ada perbedaan dukungan, perbedaan pilihan, perbedaan partai politik, oleh karena itu Darmadi berharap bahwa perbedaan tidak menyebabkan situasi tidak kondusif.
“Saya berharap berbeda pilihan adalah biasa, tetapi tentunya harapannya pilihan yang sama, itu akan menjadi lebih baik lagi. Maka di sini ada Ki Sholeh yang melaksanakan kegiatan ini dengan harapan agar warga kampung ini bisa kompak tidak ada perbedaan-perbedaan pilihan politik,” tandasnya.
Darmadi juga mengingatkan kepada semua masyarakat terkait perkembangan dan dinamika politik terutama dimedia sosial sangat tinggi, maka di era teknologi ini, masyarakat agar berhati-hati dan bisa menyaring informasi-informasi dari media sosial.
Pada kegiatan ini, masyarakat sangat antusias dan berbondong-bondong memadati acara tersebut, sehingga nantinya kedepan akan membuka Kampung-kampung Ganjar Mahfud ditempat-tempat lainya. (Fur)