KJ, Surabaya – Calon Walikota Surabaya, Dyah Katarina, S.Psi, M.Si mengatakan, Calon Walikota (Cawali) Surabaya yang ikut mendaftarkan diri sebagai Cawali yang bukan kader murni PDI Perjuangan sangat tipis untuk mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, terlebih berpeluang menangi Pilwali Surabaya.
“DPP PDIP tentu memprioritaskan kadernya sendiri, dibanding non kader.”ujarnya kepada media saat dihubungi via telpon, Jumat (19/06/20).
Dyah Katarina yang sudah mendaftar Calon Walikota Surabaya ke DPC PDIP Kota Surabaya sejak awal pendaftaran Bacawali dari PDIP menjelaskan, dalam setiap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) partai memiliki aturan sendiri, dimana penentunya adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan.
Adapun calon kepala daerah dalam hal ini Cawali Surabaya, terang Dyah Katarina yang juga anggota Komisi D DPRD kota Surabaya ini, khusus orang luar partai yang akan ikut bertarung di Pilwali Surabaya, DPP PDI Perjuangan memiliki pertimbangan khusus sendiri bagi orang luar, dan itu preoregratif DPP, kami sendiri Cuma di lock sampai disitu, jadi saya sendiri tidak tahu apa pertimbangan khusus dari DPP.
“Berbeda dengan kadernya sendiri, siapa saja berhak mencalonkan sebagai kepala daerah. Seperti saya, publik mengira saya daftar sebagai Calon Wakil Walikota Surabaya bukan Walikota, padahal saya daftar di DPC PDIP Kota Surabaya sebagai Cawali Surabaya.”tegasnya.
Dirinya kembali menambahkan, untuk rekomendasi siapa yang akan dipilih maju sebagai Cawali Surabaya, Dyah Katarina mengatakan, soal rekomendasi itu sepenuhnya mutlak dari DPP, kita yang didaerah tidak tahu menahu.
“Yang pasti jika calonnya dari kader partai terlebih cukup dikenal publik Surabaya, peluang menang dalam Pilwali Surabaya cukup besar. Tapi sekali lagi soal rekomendasi itu hak DPP.”ungkapnya.(Tris)