Kabarjagad, Surabaya – Komisi D DPRD Kota Surabaya mengelar rapat koordinasi terkait permohonan audensi dari pelaksana kawal APBD 2025 di pimpin ketua Komisi D, turut hadir BEM FEB Unair, Kadispendik SurabayaYusuf Mansruh dan Ka. Bappeda, Penelitan dan pengembangan. Bertempat di ruang Komisi D DPRD.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya dr. Akmarawita Kadir mengatakan, alhamdulillah, sebenarnya audiensi ini adalah tindak lanjut dari programnya teman-teman BEM FEB Unair dimana sebelumnya itu ada seminar mengenai kawal APBD 2025 khusus bertemakan anggaran pendidikan.
“Alhamdulillah, kami mengapresiasi program-program dari BEM ini karena kalau di DPRD ini kan memang fungsinya ada tiga ya, perda, anggaran, sama pengawasan, jadi salah satunya di dalam pengawasan itu kami bisa mengikusertakan partisipasi aktif dari teman-teman akademisi ya, terutama yang ada di BEM ini”, kata dr. Akmarawita. Senin (3/11/2025).
Lebih lanjut dr. Akma membeberkan, tadi kita lihat luar biasa ya, jadi presentasi adik-adik BEM ini dengan mengumpulkan data-data bisa memperlihatkan pemerataan-pemerataan yang ada di kota Surabaya, apakah itu betul-betul merata atau tidak.
Jadi sebenarnya anggaran APBD 2025 kita ini sebenarnya cukup besar ya, ada di atas 20,96 % atau sekitar 2,5 triliun, tapi pemerataan yang dihasilkan masih memang perlu dioptimalkan kembali.
“Ada tiga sih, yang pertama terkait sekolah inklusi, masih ada anak-anak yang merasa minoritas, jadi itu salah satu pemerataan walaupun peraturan Kementerian Pendidikan kan semua sekolah harus bisa menerima siswa yang inklusi ya.
Jadi terutama yang disabilitas. Nah tetapi kenyataannya bahwa sarana dan prasarana hanya sedikit yang mampu mempunyai yang bisa misalnya yang disabilitas,” ucapnya.
Ia menambahkan, jadi sangat terbatas karena ada peraturan menteri itu semua sekolah harus mampu menerima ini satu konsekuensi yang harus dikerjakan oleh pemerintah kota, dinas pendidikan untuk memperkuat fasilitasnya.
Mulai dari pendataan, pendataan biasanya itu data disabilitas mana yang sering muncul, itu fasilitasnya diprioritaskan.
Komisi D DPRD ikut mengawal anggaran-anggaran yang ada di APBD karena memang anggaran-anggaran sekecil apapun itu harus kita pertanggungjawabkan dan kami sangat sepakat.
” Dengan adanya masukan-masukan dari BEM itu membuat kami di Dewan ini bisa lebih mendapatkan tambahan laporan-laporan ya tidak hanya pada reses, tapi juga pada seminar-seminar, karena mereka juga di samping mereka akademisi, mereka mencari data-data yang konkret tentunya,” pungkasnya.
Sementara itu Renandra Arya Sakti Presiden BEM FEB Unair mengatakan, kami kemarin sudah sempat menghadirkan event dan juga ada pre-event, kami ke sekolah dan juga kami sudah mengalirkan main event Ada dengan beberapa pembicaraan terkait kondisi lingkungan di Surabaya, akses pendidikan.
Kenapa kami membawa akses pendidikan? Pada awalnya adalah bagaimana kita melihat pada saat awal kepengurusan saya mendengar suatu kabar duka terkait potongannya efisiensi anggaran Nah disitu kami bergerak untuk Gimana caranya biar di Surabaya ini Efisiensi anggaran,terutamanya anggaran pendidikan tetap berjalan dengan lancar, Dimana efisiensi memang diperlukan Namun kita sama-sama tahu bahwasannya Pendidikan di Surabaya ini sudah cukup Namun pastinya kami juga harus mencari gap research dari penelitian kita.
” Alhamdulillah kita menemukan Gap research dari anggaran pendidikan dan pada akhirnya ending-ending kita bawa Anggaran tersebut ke sini, kita bawa hasil kajian kita ke sini dan kita audiensikan bersama Komisi D DPRD Kota Surabaya dan juga Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya,” katanya.
Arya Sakti menjelaskan, analisa anggaran ini sebetulnya karena kita melihat di Surabaya ini kurangnya pemerataan Apalagi akses pendidikan yang sedikit tiap daerah itu berbeda-beda terutama saya yang tinggal di daerah Surabaya Barat dahulunya saya ingin masuk di sekolah negeri namun keterbatasan rumah saya yang jauh dari sekolah negeri dan saya pun juga terkena zonasi akhirnya pada saat itu saya harus bersekolah di sekolah swasta yang ada di Surabaya jadi kalau kita bertanya apa maksud dan tujuan kami ada di sini dan apa hasil dari kajian kami kami ingin pemerataan akses pendidikan dan juga adanya mungkin bantuan sedikit transportasi terkait akses pendidikan di kota Surabaya ini.
Ia mengharapkan, tentunya kami bisa berkolaborasi langsung dengan Komisi D DPRD dan juga tentunya dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya dimana kami mengusung sama-sama, kita mengawal sama-sama isu efisiensi anggaran di anggaran pendidikan ini agar pendidikan di Kota Surabaya semakin merata dan juga semakin maju sampai dari Surabaya Barat, Surabaya Timur, Surabaya Utara, Selatan dan juga tentu di Surabaya Pusat.
“Karena kita sama-sama tahu, kita melihat hanya ada di Surabaya Pusat saja sekolah-sekolah SMA Negeri Bagus ataupun SMP Negeri Bagus yang terkemuka di Indonesia,”Pungkas Arya Sakti. (dj)

							










