KJ, Surabaya – Nama Puti Guntur Soekarno akhir-akhir ini sempat mencuat sebagai kandidat kuat yang akan mendapatkan rekom PDIP dalam Pilwali Surabaya.
Beberapa kader PDIP di Surabaya juga sempat berharap cukup besar terhadap majunya Puti guna memenangkan Pilwali Surabaya. Hal ini karena cucu bung Karno itu dinilai dapat menggerakkan mesin partai di akar rumput.
Salah satu kader yang mendukung majunya Puti adalah politisi senior PDIP Surabaya Saleh Mukadar. Ia menilai Puti bisa saja menerima tugas baru sebagai Bacawali Surabaya.
“Mbak Puti sudah sejak awal memang menolak dicalonkan apalagi mencalonkan diri, tapi sebagai kader terbaik beliau tidak akan menolak ketika ditugaskan oleh Partai dalam tugas apapun termasuk tugas untuk maju sebagai calon Walikota Surabaya,” Jelas Mantan Ketua DPC PDIP Surabaya Saleh Mukadar saat dihubungi, Minggu (15/03/2020).
Saleh juga mengatakan, dukungannya kepada Puti bukan mendukung secara personal, namun lebih karena untuk mempertahankan kemenangan PDIP di Kota Surabaya yang notabene sudah menjadi ‘kandang banteng’.
“Saya melakukannya jujur bukan untuk mbak Puti tapi untuk partai karena kalau bukan mbak Puti potensi kita kalah itu sangat besar jadi keliru kalau mengira itu dukungan untuk pribadi,” ungkapnya.
Sementara itu, pengamat politik juga memberikan perhatian terhadap Puti. Ia menilai Puti bukan sosok yang ‘kemaruk’ maju dalam kontestasi Pilwali Surabaya 2020.
“Mbak Puti tidak ingin dinilai orang haus jabatan atau kemaruk, 2018 direkom jadi wakil gubernur, 2019 nyaleg, sekarang melepas legislatif untuk pilwali mbak Puti tahu diri agar tidak dinilai haus jabatan,” ujar Sosiolog Politik Unesa Agus Mahfud Fauzi, Minggu (15/3/2020).
Menurutnya, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana (WS) punya peluang untuk direkom menjadi Wali Kota Surabaya. Meski begitu, tarik menarik di internal PDI Perjuangan Kota Surabaya juga cukup kuat.
“Mas WS luar biasa, (calon) yang dibawa Bu Risma juga luar biasa,” tegasnya.
Mantan komisioner KPU Jawa Timur ini melihat, Tri Rismaharini memiliki kedekatan dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri. Namun, kondisi itu bukan jaminan calon yang diusulkan oleh Risma akan direkom oleh Megawati.
“Belum paten, karena pada pilkada kemarin 2018 dan 2019 Bu Risma tidak ambil peran,” ungkapnya.
Karena itu, yang potensial menjadi pembisik Megawati dalam Pilwali Surabaya adalah Puti Guntur Soekarno. Faktor genetik menjadi pertimbangan utama. Faktor kekerabatannya dengan Megawati menjadi nilai lebih.
“Mbak Puti jadi pembisik Bu Mega pesaing Risma. Kalau dulu Bu Risma karena ego sektoral perempuan, sekarang keberadaan Mbak Puti jadi pesaing Risma. Garis keturunan Mbak Puti kekuatan lebih,” ujarnya.
Agus melihat penentu rekom PDI Perjuangan untuk Pilwali Surabaya bukan dari lokal Surabaya. Tetapi, segala informasi yang masuk ke Megawati, akan menjadi pertimbangan rekom.
“PDIP mendasari rekom berdasarkan hasil survei. Yang terakhir ketika tidak ada titik temu, Bu Mega akan menggunakan hak vetonya untuk memilih,” kata Agus.
Agus mengatakan, Megawati akan menggunakan teori rasional untuk memilih bakal calon di Surabaya. Yaitu siapa yang paling berpeluang untuk menang di Pilwali Surabaya 2020.(Tris)