
KJ, Surabaya-Bakal Calon Walikota Surabaya, KH Zahrul Azhar Asaad atau biasa disapa Gus Hans terus aktif melakukan komunikasi politik dengan sejumlah Partai Politik (Parpol).
Intensitas komunikasi politik ini terus dibangun, agar terjalin kesamaan visi dan misi untuk mengusung dirinya maju dalam Pemilihan Walikota (Pilwali) Surabaya tahun 2020.
Bacawali Surabaya, Gus Hans mengatakan, intensitas komunikasi politik denga sejumlah parpol terus dilakukan menjelang Pilwai Surabaya diantaranya, dengan Gerindra, Nasdem, dan PSI Surabaya.
“Komunikasi politik masih on the track ya, sesuai dengan schedule masing-masing partai politik.” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat malam (27/12/19).
Gus Hans mencontohkan, komunikasi politik dengan Gerindra lebih inten karena Gerindra memiliki target waktu lebih berjalan, dibanding parpol yang lain, mungkin setelah itu dengan PSI dan Nasdem.
Untuk di Partai Golkar sendiri, kata Gus Hans, memang kita masih belum menentukan bagaimana mekanismenya. Tapi komunikasi dengan DPC maupun DPD Partai Golkar Jatim tetap berjalan seperti biasanya.
Gus Hans kembali mengatakan, sejumlah partai yang sudah menjalin komunikasi politik semua nya sangat welcome, bahkan mereka (Partai Politik) menanyakan langkah-langkah selanjutnya yang akan kami lakukan seperti apa.
“Selama komunikasi politik dengan parpol dirinya tidak menargetkan untuk di usung sebagai Calon Walikota atau Calon Wakil Walikota Surabaya. Namun dinamika dan realita politik di Surabaya harus kita pegang, jadi tidak kaku dalam melakukan komunikasi politik dengan parpol.”terangnya.
Wakil Ketua DPD Golkar Jatim ini menambahkan, untuk dukungan dari internal Partai Golkar sendiri baik di DPP, DPC, maupun di DPD Golkar Jatim mensupport penuh dan terus menyemangati saya selama ini, khususnya Pak Saad maupun langsung dari Ketum Partai Golkar sendiri.
”Jadi untuk internal Golkar, saya mendapat dukungan penuh untuk maju dalam Pilwali Surabaya.”tegasnya.
Saat ditanya visi dan misi untuk menjadi Walikota Surabaya kedepan, Gus Hans mengatakan, dari sekian program saya yang kami publis kami akan mewujudkan Surabaya sebagai kota ‘Head Tourism City’ yang bisa membuat turis asing maupun dalam negeri bisa tinggal lebih lama di Surabaya, sehingga bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya.
Dirinya kembali mencontohkan, Bandara Internasional Juanda merupakan bandara terpadat di Indonesia, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap okupansi Kota Surabaya, karena Surabaya hanya dijadikan transit dan maksimal turis asing stay hanya dua hari.
Maka, ujar Gus Hans, perlu ada konspe bagaiman turis asing ini dapat stay lebih lama di Surabaya, bukan sekedar transit tapi dapat menikmati Kota Surabaya lebih lama. “Sehingga okupansi hotel terus meningkat.”ungkapnya.(Trish)