Takut Terjadi Kemacetan, Komisi B DPRD Gelar RDP Bersama Warga RW 08 Sambikerep dan Yayasan Logos

Kabarjagad, Surabaya – Komisi B DPRD Kota Surabaya menggelar rapat dengar pendapat (RDP) rapat dipimpin langsung oleh Ketua Komisi B DPRD Surabaya, H. Mohammad Faridz Afif, dan dihadiri perwakilan dari berbagai instansi, termasuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP), perwakilan warga RW.08 dan RW.05 Sambikerep, serta Yayasan Logos.

Mohammad Faridz Afif ketua Komisi B DPRD Surabaya mengatakan, persoalan hanya satu izin saja yang kurang, yaitu terkait izin lalinnya, karena ada penolakan dari satu RW. Jadi lokasi ini ada dua RW, yaitu RW 5 dan RW 8. RW 5 sudah menerima, menyetujui sedangkan RW 8 belum, karena ada beberapa hal yang mana tadi sudah kami catat sebagai notulen rapat, solusi-solusi dari RW 8 ingin memberikan persetujuan ada pembangunan sekolahan Kristen Logos di Citraland dengan syarat.

“Ada beberapa syarat nanti, salah satunya minta ketemu dengan pengelola Citraland, Kita nanti akan agendakan ketemu dengan pengelola Citralen bersama warga dan Yayasan Pendidikan Logos,”katanya.

Lebih lanjut Ketua Komisi B menjelaskan, masalahnya di RW8 itu menolak karena persoalan takut ada kemacetan, tapi ini masih ketakutan, ada kemacetan.
Maka dari itu kita akan agendakan rapat dengan dishub dan pakar lalu lintas untuk mengkaji sejauh mana kemacetan ini.

“Kita akan buat kajian-kajian nanti di sini untuk menyelesaikan solusi-solusi yang mana pemerintah kota harus memberikan kepastian terhadap investor yang mau membangun di kota Surabaya,mengingat hari ini perekonomian di kota Surabaya lemah dan lesu karena daya pembelian menurun,” ucapnya.

Komisi B Kota Surabaya berharap terjalin komunikasi yang baik antara pengembang Yayasan Logos dengan warga, difasilitasi dan dimediasi oleh pemerintah kota.

Sementara itu Yosef Muntu anggota yayasan Logos mengatakan, Saya mengapresiasi DPRD ada inisiatif untuk mau jadi penengah juga dari Pemkot supaya kita ada jalan keluar, dan Logos siap untuk komunikasi agar ada jalan keluar.

“Saya pikir kita semua harus cari yang adil, yang benar,” katanya.

Terkait  akan terjadi kemacetan Ia menjelaskan, kita siap untuk kerjasama dan berbicara dari hati ke hati bersama warga. “Selama ini kita selalu komunikasi. Beri hati-hati,”ucapnya.

Yosef Muntu menambahkan, perizinan kita sudah beres, perizinan lengkap semua, tinggal Amdal ini. Untungnya kita punya gedung yang menapak tanah itu hanya 30% nggak sampai, jadi 70% itu kita udah siapkan untuk drop off parkir, untuk minimalisir daripada kemacetan.

“Memang kalau orangnya banyak nggak mungkin nggak macet sama sekali, itu nggak mungkin, tapi kalau minimalisir, kita sudah lakukan apa yang paling baik yang kita bisa lakukan,kita mengarah ke amdal, jadi tinggal sidang terakhir,” pungkasnya. (dj) 

Bagikan

Tinggalkan Balasan