KJ, Surabaya – Kabupaten Malang, Pasuruan, Sidoarjo, Ponorogo dan Jombang merupakan lima daerah yang yang dijadikan sasaran pelaksanaan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106 tahun 2019 di Jawa Timur.
Penentuan lima daerah itu, merupakan hasil pertimbangan antara pihak TNI-AD, khususnya Kodam V/Brawijaya dengan Pemprov Jatim, beberapa waktu lalu.
Bahkan, sebelum dinyatakan resmi menjadi lokasi sasaran pelaksanaan TMMD, masing-masing pihak dari Kodam dan Pemprov pun, melakukan peninjauan terlebih dahulu.
Dalam penilaian tersebut, terdapat beberapa kriteria penting sebelum masing-masing desa dari setiap wilayah, dinyatakan layak menjadi lokasi pelaksanaan TMMD ke-106 di Jawa Timur.
Disampaikan Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya, Kolonel Arm Imam Haryadi salah satunya Desa Kedungsalam yang berlokasi di Kabupaten Malang, beberapa Desa lainnya pun dinilai layak untuk dijadikan sasaran pelaksanaan program TMMD saat ini. Termasuk diantaranya Desa Kupang Jabon, Sidoarjo, Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan, Desa Sooko, Kabupaten Ponorogo, dan Desa Galengdowo, Kabupaten Jombang.
Mantan Wakil Asisten Intelijen Kasdam V/Brawijaya itu menyebut jika lima Desa itu, saat ini telah mengalami perubahan yang cukup pesat. Pasalnya, berbagai insfrastruktur umum, mulai berdiri kokoh. “Lima Desa itu, merupakan daerah terisolir,” ujar Kolonel Imam.
Selain pembangunan jalan, kata Imam, beberapa insfrastruktur umum pun mulai bisa dinikmati oleh masyarakat di lokasi TMMD, beberapa diantaranya ialah keberadaan pembangunan saluran irigasi, RTLH, pengaspalan jalan hingga keberadaan tempat mandi, cuci dan kakus atau MCK.
“Hasil pembangunan itu diserahkan langsung ke masyarakat melalui Kepala Desa. Jadi, TMMD itu dari rakyat, dan untuk rakyat,” bebernya.
Asmuni (42), salah satu petani di Desa Kedungsalam, Kabupaten Malang, Jawa Timur mengakui jika keberadaan program TMMD, mampu membawa perkembangan yang cukup pesat di desanya.
Bahkan, kata dia, selama berada di lokasi TMMD ke-106 , Satgas pun tak segan-segan untuk membantu berbagai kesulitan masyarakat. Salah satunya ialah keberadaan saluran air atau irigasi yang sebelumnya mengalami kerusakan yang cukup parah.
“Itu satu-satunya irigasi yang dimiliki oleh warga desa disini. Sebelumnya, mengalami kerusakan yang cukup parah,” ungkapnya.
Tak membutuhkan waktu lama, Asmuni menuturkan jika saluran irigasi tersebut, sudah mulai bisa digunakan oleh masyarakat Kedungsalam yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
“Kondisi sekarang sudah cukup bagus, irigasi yang dibangun tersebut cukup kuat dan bagus pengerjaannya,” tandasnya.
Sementara itu, Dansatgas TMMD Kodim / 0818 Kabupaten Malang-Batu, Letkol Inf Ferry Muzawwad menyatakan dirinya sangat mengapresiasi kinerja personelnya. Bukan hanya pembangunan saluran pengairan saja, akan tetapi, beberapa pembangunan fasilitas umum di desa tersebut, mampu diselesaikan dengan batas waktu yang sudah ditentukan.
“Alhamdulillah, itu juga berkat sinergitas dan dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat setempat yang secara sukarela membantu, ” Tegas Letkol Inf Ferry Muzawwad .
Keberadaan program TMMD tak hanya membawa perkembangan bagi masyarakat di Desa Kedungsalam saja. Warga Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan pun merasakan manfaat adanya program TMMD saat ini.
Keberadaan pembangunan jembatan berukuran 3×4 meter di desa itu, ternyata mendapat banyak apresiasi dari masyarakat. Bahkan selama berlangsungnya pembangunan jembatan itu, warga tanpa rasa pamrih membantu para personel Satgas di bawah kendali Dan Satgas Letkol Arh H. Burhan Fajari Arfian tersebut.
Kasim (31) menuturkan jika selama berlangsungnya pembangunan jembatan itu, banyak warga yang ikut terjun langsung bersama para satgas. Sebab, keberadaan jembatan itu dinilai sangat penting guna mendongkrak roda perekonomian warga di desanya. “Jembatan tersebut merupakan akses utama penghubung antar yang sangat kami butuhkan,” ujar Kasim.
Terpisah, Dansatgas TMMD ke-106 Kodim /0819 Pasuruan, Letkol Burhan Fajari Arfian menjelaskan jika keberadaan Satgas TMMD, bukan hanya bertujuan untuk menyelesaikan berbagai pembangunan insfrastruktur saja.
Namun sebelumnya, dirinya telah menginstruksikan para personelnya agar dapat mewujudkan kemanunggalan antara TNI dan rakyat.
“Itu sudah dibuktikan ketika proses TMMD berjalan. Sebelumnya, kami mengimbau para personel agar dapat mewujudkan Kemanunggalan, terlebih menanamkan jiwa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri warga di lokasi TMMD. Sebab, patriotisme dan nasionalisme, merupakan warisan para leluhur bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Bukan hanya program fisik , TMMD ke-106 di Jawa Timur juga menyasar program non fisik. Dijelaskan Kapendam V/Brawijaya Kolonel Arm Imam Haryadi program non fisik antara lain berbagai diberikan berupa materi penyuluhan atau pembekalan yang ditujukan bagi masyarakat di lokasi TMMD. Bahkan, berbagai narasumber dari setiap institusi pun turut dihadirkan oleh pihak Satgas.
“Penyuluhan itu, meliputi sosialisasi kesehatan, pendidikan, pelatihan kerja, penyuluhan pertanian hingga sosialisasi hukum dan bahaya narkotika,” tandas Kolonel Imam.
Berbagai penyuluhan tersebut, imbuh Kapendam, dinilai mampu membentuk karakter dan mental masyarakat yang berada di daerah terisolir. Selain itu agar menjadi bekal menghadapi perkembangan informasi dan teknologi, khususnya revolusi industry 4.0.
“Pembekalan itu, ditujukan untuk merubah mindset masyarakat di desa terpencil, agar mampu bersaing dengan kemajuan teknologi seperti saat ini,” ungkapnya.
Untuk diketahui, program TMMD 106 sebelumnya telah dibuka oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Lapangan Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Rabu (2/10). Setelah dilaksanakan selama satu bulan, tepatnya tanggal 31 Oktober 2019 Pangdam V Brawijaya Mayor Jenderal TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi memimpin upacara penutupan TMMD ke-106 yang digelar di Desa Sooko, Kabupaten Ponorogo. (Pen/Tri)