Yeremias Fumair Salah Satu Tokoh Penting OPM Kembali Kepangkuan NKRI

Kabarjagad, Papua — Sebuah perkembangan signifikan terjadi di wilayah konflik Papua. Salah satu pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM), komandan Batalyon Ayosami Pok dari Kodap IV/Soraya, Yeremias Fumair, resmi kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 15/5/25 . Sosok ini merupakan paman dari Manfret Fatem — tokoh yang dikenal sebagai pelaku penyerangan pos TNI pada tahun 2024 silam.

Yeremias Fumair memutuskan meninggalkan kelompoknya setelah merasa terdesak oleh operasi gabungan TNI yang dipimpin Satgas Yonif 501/BY. Operasi intensif dan menyeluruh yang dilakukan di kawasan Muara Usem Distrik Aifat Timur jauh mempersempit ruang gerak kelompok separatis, memutus jalur logistik dan komunikasi.

Dalam pelariannya, Yeremias menempuh medan berat selama tiga hari, berjalan kaki menyusuri hutan lebat dan berenang melintasi sungai besar demi mencapai wilayah aman. Ia akhirnya menyerahkan diri kepada aparat dan kini berada dalam perlindungan Satgas TNI.

Kepada aparat, Yeremias menyampaikan alasan kuat yang mendorongnya kembali. Ia mengaku tersentuh oleh kabar bahwa keluarganya yang lebih dulu menyerahkan diri diperlakukan dengan baik oleh prajurit TNI.“Saya diberitakan bahwa anak dan istri saya diperlakukan dengan sangat baik oleh pos TNI 501 setelah turun beberapa pekan yang lalu, dan saya sangat ingin bisa kembali bersama mereka,” ungkap Yeremias saat ditemui di lokasi penyerahan dirinya.

Komandan Satgas Yonif 501/BY Letkol Inf Yakhya Wisnu A. S.Sos., M.Han., menyampaikan bahwa pihaknya tidak hanya menekankan operasi militer, tetapi juga melakukan pendekatan kemanusiaan sebagai bagian dari strategi menyentuh hati masyarakat dan anggota kelompok separatis.“Penekanannya bukan hanya pada kekuatan senjata, tapi pendekatan persuasif dan kemanusiaan. Kita terus membuka ruang bagi mereka yang ingin kembali ke jalan damai,” ujar salah satu perwira Satgas.

Langkah Yeremias Fumair dianggap sebagai pukulan telak terhadap struktur organisasi Kodap IV/Soraya, sekaligus sebagai sinyal positif bahwa peluang perdamaian masih terbuka lebar. Pemerintah berharap kembalinya tokoh penting ini dapat mendorong anggota OPM lainnya untuk mengikuti jejak serupa dan memilih masa depan damai bersama NKRI.(Djr)

Bagikan

Tinggalkan Balasan